- Tidak melakukan pembakaran terbuka, baik untuk membuka lahan maupun membersihkan pekarangan;
- Mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai angin kencang dan petir;
- Mengakses informasi resmi BMKG secara berkala melalui aplikasi, media sosial, dan situs web.
"Kita harus sama-sama waspada. Karhutla bisa dicegah jika seluruh elemen masyarakat ikut berperan aktif, mulai dari tidak membakar lahan hingga melaporkan titik api sedini mungkin," ujar Sutikno.
Ia menegaskan bahwa BMKG Supadio terus berkoordinasi dengan BPBD, pemerintah daerah, serta instansi terkait, guna memantau kondisi atmosfer dan distribusi titik panas secara real time.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menekan risiko bencana dan mengurangi dampak ikutan seperti gangguan pernapasan, gangguan transportasi, dan kerusakan lingkungan.
Dalam konteks kota-kota besar seperti Pontianak, Singkawang, dan sekitarnya, penyebaran asap akibat karhutla juga dapat berdampak langsung pada aktivitas ekonomi dan kesehatan masyarakat perkotaan, menjadikan langkah pencegahan karhutla sebagai tanggung jawab bersama.
Baca Juga:Kalbar Waspada Karhutla! BMKG Beri Peringatan Keras Hadapi Puncak Kemarau 2025