SuaraKalbar.id - Meski sebagian wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) masih diguyur hujan pada awal Mei 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan peralihan musim ke kemarau.
"Hingga saat ini baru dua dari 14 pemerintah daerah di Kalbar yang telah menetapkan status siaga darurat bencana asap, yakni Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kubu Raya," ujar Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, di Pontianak, Rabu (7/5).
Daniel menjelaskan bahwa penetapan status siaga darurat merupakan langkah penting dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi karhutla. Terutama mengingat Kalbar kini memasuki fase kemarau basah, yakni transisi dari musim hujan ke musim kemarau yang masih disertai curah hujan ringan hingga sedang.

"Fase kemarau basah bukan berarti kita aman dari kebakaran lahan. Justru ini waktu yang paling tepat untuk melakukan pencegahan dini sebelum risiko semakin besar," ujarnya.
Baca Juga:Bukan Barak Militer, Ini Alasan Bupati Kubu Raya Pilih Pesantren untuk Bina Kenakalan Remaja
Seiring dengan munculnya kabut asap yang terpantau di wilayah Pontianak dan Kubu Raya dalam beberapa hari terakhir, Daniel menyebutkan bahwa fenomena tersebut umumnya berasal dari aktivitas masyarakat yang membuka lahan untuk keperluan berkebun, bukan dari pembakaran hutan secara disengaja.
"Mayoritas asap yang terlihat berasal dari pembakaran lahan pertanian skala kecil oleh warga. Kami sudah memberikan imbauan agar aktivitas tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak membiarkan api menjalar ke lahan sekitar," jelasnya.
BPBD Kalbar pun telah menginstruksikan seluruh BPBD kabupaten dan kota di provinsi itu agar segera menetapkan status siaga darurat.
Langkah tersebut sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau yang diperkirakan mulai meningkat intensitasnya dalam waktu dekat.
Langkah antisipatif ini juga diiringi dengan koordinasi lintas sektor. BPBD Kalbar terus berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, Manggala Agni, hingga para relawan di lapangan, guna memperkuat upaya mitigasi serta respon cepat jika terjadi karhutla.
Baca Juga:IRT Kubu Raya Raup Belasan Juta dengan Modus Sertifikat Tanah Palsu, Ini Tips Biar Tidak Tertipu!
"Sinergi dengan seluruh unsur menjadi kunci dalam pencegahan dan penanganan karhutla. Dengan keterlibatan semua pihak, kita berharap kejadian besar seperti tahun-tahun sebelumnya tidak terulang lagi," tegas Daniel.