Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 23 Oktober 2020 | 14:53 WIB
Para pedagang menjalani tes cepat COVID-19 di Pasar Tradisional Melati yang berada di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (23/9). (ANTARA/HO/Kartik)

SuaraKalbar.id - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) akan menggunakan laboratorium milik sendiri untuk keperluan pemeriksaan COVID-19 mulai Senin (26/10/2020). Laboratorium itu milik pemerintah daerah.

Dengan begitu ada dua fasilitas pelayanan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan virus corona di wilayah itu.

"Dinas Kesehatan atau pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menyiapkan laboratorium kesehatan milik pemerintah pemda dalam beberapa hari ini. Jadi mulai Sabtu besok, petugasnya sedang dilakukan pemantapan dalam menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan tes usap dengan PCR di laboratorium-laboratorium kesehatan Pemprov Kalbar," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson di Pontianak, Jumat siang.

Mulai Senin (26/10/2020) pemeriksaan menggunakan metode PCR untuk mendeteksi infeksi virus corona bisa dilakukan di laboratorium kesehatan Rumah Sakit Untan Pontianak dan laboratorium milik pemda.

Baca Juga: Gubernur: Jika Pontianak Masuk Zona Merah COVID-19, Perdagangan Berhenti

"Jadi, dalam pelaksanaan pemeriksaan tes usap PCR selanjutnya di Kalimantan Barat berarti akan ada dua laboratorium yang aktif, sehingga akan lebih banyak tes usap dari masyarakat yang bisa di lakukan," tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 di wilayah Kalimantan Barat sudah dilakukan sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.

"Sesuai dengan edisi revisi kelima di mana pemeriksaan tes usap itu hanya untuk pasien suspek yang sedang dirawat di rumah sakit untuk memastikan apakah dia terpapar COVID-19 atau tidak," katanya.

Menurut pedoman dari kementerian, ia melanjutkan, pemeriksaan sampel usap juga dilakukan pada orang yang punya riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19.

"Yang kontak erat ini yang diutamakan yang sedang menderita demam-batuk-pilek atau sesak nafas atau anosmia atau kehilangan penciuman," katanya.

Baca Juga: Soal Pemekaran, Kapuas Raya Dinilai Punya Potensi Besar Jadi Provinsi

Ia menambahkan bahwa pemeriksaan menggunakan metode PCR untuk mendeteksi penularan virus corona hanya dilakukan pada orang-orang yang rentan tertular virus tersebut.

"Orang-orang dengan usia rentan atau orang-orang yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, asma, jantung, penyakit autoimun, dan lain-lain," kata Harisson. (Antara)

Load More