SuaraKalbar.id - Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Kalimantan Barat mengimbau warga agar mewaspadai potensi banjir rob di pinggiran Sungai Kapuas.
Imbauan ini menyusurlair pasang laut tinggi pada Sabtu (5/12/2020) pagi. Diterangkan ketinggian air pasang laut mencapai 1,7 meter.
"Dengan adanya fenomena alam, berupa air pasar laut maksimum menurut data kami, maka masyarakat harus waspada terhadap tingginya permukaan air Sungai Kapuas sebagai dampak dari air pasang laut dengan ketinggian maksimum itu," ujar Kepala Stasium Meteorologi Maritim BMKG Pontianak, Danu Triatmoko dalam keterangan di Pontianak.
Dia menjelaskan akibat fenomena tersebut, sejumlah kawasan terdekat pinggiran Sungai bisa terdampak. Untuk itu warga diminta waspada.
"Sehingga dengan ketinggian air pasang laut maksimum itu dengan waktu pasang puncak sekitar pukul 11.00 WIB, maka daerah pinggiran sungai, bantaran dan kawasan rendah akan tergenang dengan ketinggian air bervariasi," kata Danu Triatmoko.
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, pihaknya akan lebih mengoptimalkan fungsi parit agar air cepat turun ke Sungai Kapuas dalam mencegah terjadinya genangan air di kota itu, ketika musim penghujan atau air pasang tertinggi.
"Parit-parit yang ada di Kota Pontianak akan kami optimalkan lagi dalam mengatasi masalah genangan air ketika musim penghujan," katanya.
Menurut dia, karakteristik Kota Pontianak berbeda dengan daerah Pulau Jawa yang banyak pegunungan. Sungai di Kota Pontianak jika dikeruk untuk ditambah kedalamannya maka tidak cukup efektif lantaran akan ada lagi endapan lumpur bahkan dari Sungai Kapuas juga masuk ke parit yang ada di Kota Pontianak.
"Jadi rata-rata kedalaman parit di Kota Pontianak antara 1,2 hingga 2 meter, jika melebihi angka tersebut maka akan terjadi endapan lumpur," katanya.
Baca Juga: Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,3 Guncang Konawe Sulawesi Tenggara
Edo berpendapat langkah yang paling efektif adalah dengan memperluas daya tampung atau membangun waduk-waduk kecil.
Ia menyebut kedalaman parit tidak begitu efektif apabila muka air tinggi. Untuk itu, upaya yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan fungsi parit-parit yang ada, baik parit primer, sekunder maupun tersier, kemudian mengkoneksikan parit yang ada agar aliran air lancar," katanya.
Dia menambahkan, genangan yang terjadi di Kota Pontianak diakibatkan air pasang tinggi yang mencapai 1,7 meter dari permukaan air rata-rata. Puncak pasang tinggi memang dimulai sejak November hingga Desember 2020.
"Kemudian pasang tinggi akan menjadi masalah jika bersamaan dengan turunnya hujan," pungkasnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- 32 Tahun Bungkam, Mantan Suami Ancam Bongkar 'Kartu AS' Yuni Shara Usai Dituduh KDRT
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
BRI Perkuat UMKM Lewat Sinergi Holding Ultra Mikro dan Transformasi Bisnis
-
Niat Beli Rumah, Sopir Sayur di Pontianak Jadi Kurir Sabu Malah Berakhir Masuk Bui
-
Polis Gagalkan Pengiriman 3 Kg Sabu dalam Bungkus Kopi Premium, Dua Kurir Ditangkap di Pontianak
-
Wali Kota Imbau Warga Waspadai Kabut Asap Kiriman, Kasus ISPA Mulai Meningkat di Pontianak
-
Kasus Kekerasan Seksual Anak di Pontianak, Dua Nama Muncul Sebagai Terduga Pelaku!