SuaraKalbar.id - Banjir di Kalimantan Selatan masih meninggalkan ironi. Kekinian, warga mulai terserang penyakit.
Sepekan berlalu, banjir di sejumlah wilayah Kalsel belum surut. Bahkan ada enam desa di Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar yang terisolir.
Para warga tak bisa meninggalkan kampungnya karena kepungan banjir. Mereka bertahan di pengungsian yang ada.
Adapun enam desa yang terendam banjir itu yakni okbaintan, Lokbaintan Dalam, Sungai Pinang Lama, Sungai Pinang Baru, Pembantanan dan Paku Alam. Di sana ada kurang lebih 1.200 jiwa.
Baca Juga: Menteri LHK Bantah Banjir Kalsel Disebut Gara-gara Gundulnya Hutan
Salah satu tempat pengungsian darurat yang dijadikan titik kumpul warga adalah jembatan di Jalan Gubernur Syarkawi, Sungai Martapura.
Di sana, mereka hanya difasilitasi terpal sebagai atap dan beralaskan tikar plastik tipis untuk warga beristirahat, dimana dalam 1 tenda tersebut menampung 3 sampai 4 kepala keluarga.
“Keterbatasan akses jalan untuk mendatangi rumah-rumah warga pun membuat kami kewalahan untuk melakukan pelayanan kesehatan di masyarakat, untuk memudahkan pelayanan di lapangan,” kata Kepala Puskesmas Sungaitabuk 2, H Yusdie Shopian seperti dikutip dari Kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com).
Saat ini tim medis Puskesmas Sungaitabuk 2 menggunankan kelotok kecil masuk ke sungai-sungai kecil dan dataran yang terendam banjir melakukan pengecekan dan pengobatan kesehatan keluarga korban banjir.
Tim Puskesmas Sungaitabuk 2 juga menyalurkan bantuan berupa sembako, keperluan bayi, balita dan ibu hamil, ibu menyusui, serta bantuan logistik yang diperolah dari donasi berbagai pihak.
Baca Juga: Apa itu Banjir Bandang: Penyebab hingga Tanda-tandanya
“Kami keluarga besar Puskesmas Sungaitabuk 2 mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya teruntuk kepada semua donatur,” ucap H Yusdie.
“Masyarakat di wilayah kerja kami juga sangat memerlukan sikat gigi, pasta gigi, sabun mandi, paling diperlukan air minum bersih, agar tidak menambah kasus diare pada saat bencana banjir ini," sambungnya.
Selain diare, banyak korban banjir yang ditemui punya keluhan penyakit kulit seperti kutu air yang sangat parah, skabies, serta bermacam jenis gatal-gatal/penyakit kulit lain.
“Perlu pengobatan serius, jika terus terendam maka akan semakin parah,” sebut H Yusdie.
Lebih lanjut, Yusdhie menyebut tim Puskesmas Sungaitabuk 2 saat melintasi tempat tinggal warga dan lokasi pengungsian, sempat diteriaki untuk dimintai bantuan suplai pangan karena kelaparan.
Menurutnya ini terjadi karena terbatasan relawan selain kesulitan akses menuju wilayah terisolir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
Cara Mudah Cek dan Bayar Pajak Kendaraan Secara Online 2025
-
Saldo Dana Gratis Hari Ini: Raih Kesempatan Dapat Dana Kaget Langsung Masuk Dompet Digitalmu!
-
Cicilan Cuma Rp150 Ribuan, Ini Solusi Modal Cepat Rp5 Juta Lewat KUR
-
Rekomendasi HP Murah RAM 6 GB Harga Rp 1 Jutaan Terbaik Juni 2025
-
Hadiri Panen Raya Jagung di Bengkayang, Prabowo: Petani Harus Hidup dengan Baik!