SuaraKalbar.id - Anak-anak Pontianak diserang penyakit aneh, namanya Scabies. Puluhan warga Pontianak itu ada di dua gang kawasan Jalan Apel, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat.
Erna, salah satu warga Gang Pisang Berangan, Jalan Apel mengaku, semua orang dalam rumahnya terkena penyakit ini.
"Saya juga kena di kaki. Di rumah ini total ada sembilan orang yang kena. Semua kena," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021).
Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu sarcoptes scabiei. Scabies pada anak dapat menyebabkan kulitnya sangat gatal dan luka akibat digaruk. Penyakit ini mudah sekali menular dan perlu segera diobati.
Baca Juga: Viral! Ini Resep Kaloci Jajanan Khas Pontianak, Hanya 5 Bahan
Lanjut Erna menceritakan, awalnya si anak bungsu mengalami gatal-gatal sejak bulan September 2020. Erna kira, itu hanya biang keringat.
"Saya biarkan saja. Eh, lama-lama berisi air. Saat dipecahkan, airnya bernanah. Setelah nanahnya dibuang, tangan anak saya jadi berlubang dan bengkak," ceritanya.
Sejak kejadian itu, kata dia, lalu mengjangkit ke bagian lain. Erna belum mengetahui sumber awal penularan penyakit ini. Namun, di dua gang ini hampir merata terjangkit. Diperkirakan mencapai ratusan orang yang terjangkit.
"Ramai di gang ini yang kena. Ada puluhan orang. Kebanyakan anak-anak yang kena," ujar ibu empat anak ini.
Baca Juga: Tes Swab Penonton Bioskop di Pontianak, Hasilnya Mengejutkan
"Hari ini ada pihak puskesmas yang datang. Kalau kita yang berobat ke puskesmas, sudah sering. Sampai jemu, sampai hafal salap apa yang diberikan. Tapi tidak sembuh juga. Ke dokter spesialis kulit juga sudah kita pergi," katanya.
"Katanya jangan tidur di tilam (alas tidur) dulu selama dua bulan. Sampai tilamnya saya bakar juga tidak sembuh. Baju dicuci pakai bayclin juga sudah," sambungnya.
Martiningsing, Kepala Puskesmas Perumnas I saat ditemui di lokasi mengatakan, hasil pendataan yang terkena penyakit ini ada bayi, batita dan remaja serta orang dewasa.
"Dari data RT setempat, ada 80-an yang terkena di sini," katanya
Ia mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan menyuluhan dan pengobatan serentak di pemukiman terjangkit.
"Pengobatan ini tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua minggu. Karena ada yang sudah sekali atau dua kali berobat, tapi masih terinfeksi. Jadi ini bertahap pengobatannya, sampai sembuh dengan sempurna," ujarnya.
Selain pengobatan, pihaknya juga akan mengajak warga untuk bersama-sama membersihkan lingkungan dan rumah masing-masing.
"Tidak semua di sini terkena. Tapi kami bersama warga bergotong royong untuk kebersihan lingkungan dan rumah masing-masing. Seperti seprai, kasur dan selimut akan mereka rendam atau mendesinfeksi masing-masing," tutupnya.
Untuk diketahui, penyakit kudis yang disebabkan oleh tungau yang menumpuk kemudian bertelur dan tinggal dalam kulit luar manusia.
Hal ini menyebabkan kulit pengidap kudis terlihat iritasi dan kemerahan. Kondisi kudis mudah sekali menular jika tidak ditangani dengan baik.
Pengidap kudis sebaiknya menjaga kebersihan diri agar tidak menyebarkan tungau sarcoptes scabiei pada orang lain. Berpelukan dan kegiatan seksual meningkatkan risiko pengidap kudis menularkan tungau sarcoptes scabiei pada orang lain.
Hindari penggunaan barang-barang pribadi secara bersama-sama dengan pengidap kudis. Penularan kudis bisa melalui barang-barang yang terpapar tungau Sarcoptes scabiei. Misalnya penggunaan tempat tidur, baju, selimut yang sama.
Ketika seseorang mengalami penyakit kudis, maka kemungkinan lingkungan tempat tinggal atau beraktivitas juga akan mengalami penyakit kudis atau scabies.
Misalnya pada satu keluarga, asrama, tempat penitipan anak, sarana olahraga atau penjara. Lokasi ini bisa menjadi tempat pertemuan yang berulang dan dalam waktu yang cukup lama.
Banyak yang mengatakan penularan kudis bisa melalui hewan, namun nyatanya kudis pada hewan tidak dapat ditularkan pada manusia. Hal ini diakibatkan tungau yang menjadi penyebab kudis berbeda. Pada manusia merupakan tungau sarcoptes scabiei sedangkan pada hewan adalah notoedres cati.
Kontributor : Ocsya Ade CP
Berita Terkait
-
Jadwal Buka Puasa Pontianak dan Sunah-Sunah Berbuka Puasa
-
DPR Desak KY Usut Hakim Pembebas WN China Penambang Emas Ilegal, Ada Dugaan Intervensi?
-
Kopi Saring Sinar Pagi: Sarapan Nikmat, Sentuhan Khas Pontianak di Bandung
-
Chery J6: SUV Listrik Tangguh Siap Taklukkan Jalanan Pontianak
-
Siap Bertarung di Pilkada 2024, Ini Nomor Urut Paslon Wali Kota Pontianak
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
Pilihan
-
Review Sunscreen Vaseline Daily Sun Refreshing Serum, Terbukti Lindungi Kulit
-
Bahlil Ngegas Ditanya Diskon Tarif Listrik: Tanya ke yang Umumkan
-
Fakta Miris Keluarga Pemain Naturalisasi Malaysia Imanol Machuca
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaik Juni 2025
-
7 Rekomendasi Cushion Terbaik BPOM, Tahan Lama Skin Barrier Terjaga
Terkini
-
Viral Keluhan Warga soal Akta Kematian, Begini Tanggapan Disdukcapil dan Wali Kota Pontianak
-
Pemprov Kalbar Bakal Hapus Biaya Mutasi Kendaraan dari Luar Daerah, Begini Prosedurnya!
-
Pemprov Kalbar Bakal Hapus Denda Pajak Kendaraan Mulai Juli 2025, Ini Syaratnya!
-
Jamaah Haji Kalbar Dilarang Bawa Air Zamzam, Ini Sanksinya Jika Nekat!
-
Klaim Saldo Dana Gratis Rp470 Ribu Terbaru Hari Ini! Buruan Ambil Dana Kaget Sebelum Kehabisan