SuaraKalbar.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Kalimantan Barat Gunawan menerangkan pihaknya terus mengupayakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Terlebih di ketahui, di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ada 12 desa di enam kecamatan yang rawan karhutla.
Dia merujuk pada Surat Keputusan (SK) Kementerian LHK tersebut nomor 5/PKHL/PP.4/1/2017 daerah rawan karhutla.
Dalam surat itu diterangkan 12 desa rawan karhutla di antaranya Desa Sepandan Kecamatan Batang Lupar, Gudang Hulu, Gudang Dalam danGudang Hilir Kecamatan Selimbau, Desa Suhaid Kecamatan Suhaid, Nanga Seberuang Kecamatan Semitau, Desa Ranyai Hilir Kecamatan Seberuang, Pulau Bergerak Pena, Pangeran, Bongkong I, Nanga Luar dan Desa Kampung Baru Kecamatan Silat Hilir.
Menurut dia, selain data daerah rawan Karhutla dari SK Kementerian LHK juga ada data lain melihat kejadian karhutla sebelumnya yang pernah terjadi, seperti di Kecamatan Putussibau Selatan, Batang Lupar, Bunut Hulu, Kecamatan Empanang.
" Dari setiap kecamatan memang ada titik-titik rawan dan pernah terjadi karhutla, seperti halnya di Kecamatan Batang Lupar daerah Danau Sentarum, itu juga pernah terjadi karhutla," kata Gunawan kepada Antara.
Gunawan menyebut pihaknya sudah mengikuti rapat secara virtual dengan Presiden Jokowi bersama jajaran menteri lainnya membahas penanggulangan karhutla, Senin (22/2/2021).
Untuk di Kapuas Hulu, kata Gunawan, sudah ada beberapa langkah dilakukan dalam mengantisipasi karhutla tersebut diantaranya mendirikan Posko Siaga Karhutla, melaksanakan imbauan hingga ke tingkat desa serta melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA).
"Kami bersama tim gabungan sudah menyiapkan langkah penanggulangan termasuk juga sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam mengatasi karhutla," kata Gunawan.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga agar tidak terjadi karhutla pada musim panas serta puncak musim kemarau mendatang.
"Semua aktivitas serta titik panas (hot spot) itu terpantau langsung oleh pusat menggunakan satelit, makanya kita sama-sama menjaga jangan sampai terjadi karhutla, karena dampak karhutla sangat luas dalam kehidupan," pungkas Gunawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Hingga Agustus 2025, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun
-
Mendagri Tito Ajak Warga Siskamling, Publik: yang Maling Uang Rakyat kan Pejabat Negara
-
BRI Cari Wirausaha Tangguh Lewat Program Pengusaha Muda BRILiaN 2025
-
BRI Gelar News Fest 2025, Ajang Jurnalistik Menuju Fellowship Journalism 2026
-
BRI Gandeng Medco E&P Beri Akses Tak Terbatas ke Pelaku Usaha Kecil