SuaraKalbar.id - Di tengah era digital seperti kekinian, masih ada sejumlah daerah yang belum tersentuh sinyal internet alias blind spot.
Seperti di Kalimantan Barat (Kalbar). Ratusan desa masih tanpa sinyal internet, ada juga yang sinyal internetnya lemah.
Kondisi tersebut menyita perhatian Kepala Badan Keuangan Aset Daerah Provinsi Kalbar Alfian.
Ia mengatakan berdasarkan informasi sebanyak 252 desa di Kalbar belum terjangkau internet dan 928 desa yang sinyal nya lemah sehingga perlu ada tindakan karena menghambat digitalisasi daerah.
Oleh karenanya, Alfian menyebut pemerintah provinsi akan mendukung adanya elekronifikasi transaksi pemerintah daerah baik kabupaten maupun kota.
"Untuk di Pemprov sudah jalan, hanya saja kita sekarang perlu mendukung percepatan bagi kabupaten dan kota melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD). Kalbar untuk P2DD baru ada di Kubu Raya lainnya belum ada," ujarnya saat Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia Bank Indonesia, Senin (5/4/2021).
Dalam mendorong digitalisasi ekonomi tersebut perlu adanya pemahaman dan sosialisasi, terutama bagi masyarakat dalam penggunaan digitalisasi agar bisa terlaksana dengan baik.
"Jika perlu didorong dengan pemahaman manfaat dari digitalisasi. Jika tidak ada pemahaman dan sosialisasi yang berkelanjutan khawatir persoalan yang masih kita rasakan saat ini masih bisa terjadi. Sehingga apa yg menjadi harapan perluasan ekonomi digitalisasi mungkin menjadi penghambat," ujarnya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar, Agus Chusaini mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan beberapa kementerian untuk masalah telekomunikasi.
Baca Juga: Analis Sebut Penyebaran Radikalisme Semakin Mudah karena Internet
"Kami sudah berkoordinasi mengenai telekomunikasi dengan Pemda dan beberapa menteri. Seperti yang sudah pak menteri katakan bahwa akan dipasang jaringan 4G di seluruh desa yang targetnya 2024 dan akan dipercepat di tahun 2022," katanya.
Ia berharap tidak ada lagi desa ataupun kabupaten yang masih blank spot atau belum tersentuh sinyal.
"Mudah-mudahan ini berjalan dan tahun 2022 sudah tidak ada lagi desa ataupun kabupaten yang blank spot sehingga elekronifikasi berjalan dengan baik.
Namun elekronifikasi juga harus didukung dengan infrastruktur jika tidak digitalisasi tidak akan terealisasi," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- 5 Rekomendasi HP Vivo RAM 8 GB Harga di Bawah Rp 2 Jutaan, Baterai Jumbo 6000 mAh!
- Harga Rp90 Jutaan! Cocok untuk yang Bosan sama Brio: Mobil Bekas dari Volkswagen Ini Bisa Jadi Opsi
Pilihan
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Filipina: Lemparan Robi Darwis Bawa Garuda Muda Unggul 1-0 di Babak I
-
Jens Raven Cadangan! Ini Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Filipina
-
Kebijakan Kuota Ugal-ugalan Pemain Asing Dinilai Hambat Transformasi Sepak Bola Indonesia
-
Kaesang Pangarep Bisa Kalah di Pemilu Raya PSI, Jokowi Ucap Pesan Ini
-
Saham COIN Andrew Hidayat Meroket 337 Persen dalam Sekejap, Bikin Heboh Pasar!
Terkini
-
Kalbar Siap Luncurkan Sekolah Rakyat! Biaya Gratis dengan Fasilitas Mumpuni
-
Disdukcapil Pontianak Klarifikasi Dugaan Dokumen Palsu dalam Kasus Perdagangan Bayi ke Singapura
-
Terlibat Jaringan Perdagangan Bayi ke Singapura, Wanita di Kubu Raya Diamankan Polisi
-
Tidak Ada Ruang untuk Intoleransi! Bupati Kubu Raya Murka soal Penolakan Gereja di Desa Kapur
-
Polda Kalbar Telusuri Kasus Perdagangan 5 Bayi Asal Pontianak yang Nyaris Dijual ke Singapura