"Ritual malam ini untuk memanggil (roh halus) baik di gunung, laut dan di mana pun tempat. Mereka dipanggil dan disatukan. Setelahnya baru kita beri makan (sesajen)," jelas Ketua Dukun Desa Padang, Sudirman.
Dalam ritual malam ini juga ada tarian yang dilakukan muda-mudi di sana. Tarian itu disebut tarian hantu yang diiringi pukulan gendang dan gong. Para menari mengenakan topeng dan pakaian yang dibuat dengan bahan seadanya.
"Menari pakai topeng itu adatnya. Menggambarkan itu hantu itu. Supaya hantu itu bisa nyerap, adatnya memang dulu begitu. Jarang yang kesurupan (kerasukan), soalnya kita jaga. Sebelum itu dia (penari) dijaga jangan sampai kesurupan," katanya.
Dalam tarian hantu ini juga menggambarkan bahwa ada roh yang ingin menghancurkan atau mengambil alih balai maupun jong. Karena ada dukun yang berjaga, maka upaya jahat itu dapat digagalkan.
Baca Juga: Dinkes Sleman Imbau Warga Gelar Tradisi Padusan di Rumah Saja
Setelah melewati rangkaian ritual malam, keesokan paginya balai dibawa ke Tanah Merah. Dari lapangan tempat ritual malam ini, balai digotong ke Tanah Merah dengan melewati bibir pantai. Tidak boleh melewati daratan. Artinya, warga yang menggotong harus berjalan di pandai dan menyentuh air laut.
Sementara jong diarungkan atau dilepaskan di Tanjung Serunai. Jong yang sudah dibacakan mantra ini dapat berjalan dengan sendirinya. Tanpa mesin atau dorongan manusia.
Sesaat jong ini dilepas ke lautan, ia tenggelam. Itu menandakan bahwa pelaksanaan Semah Laut berjalan dengan lancar dan kampung akan mendapat kebaikan. Karena, seperti sebelumnya, jika jong kembali arah ke lokasi pelepasan, artinya ada syarat yang belum terpenuhi. "Jong nanti dilepaskan dari pinggir pantai, nanti dia bisa berlayar sendiri," tutur Sudirman.
Selain itu, pada hari H ini, dua kapal nelayan juga ikut dalam ritual mengelilingi pulau-pulau yang ada di Kepulauan Karimata. Para nelayan singgah di pulau yang sudah ditentukan untuk memberi sesajen.
"Sesajen yang diberikan berbeda di masing-masing tempat. Kalau di sini ada Raja Manaf dan Raja Bujang. Kan berlainan, maka dari itu kalau Raja Bujang makannya nasi hitam, Raja Manaf putih," jelas dia.
Baca Juga: Tradisi Sadranan Jelang Ramadan, Warga Berdoa di Bekas Keraton Kartasura
Sudirman menambahkan, Semah Laut adalah tradisi yang terus dipertahankan sejak lebih dari setengah abad lalu. Penutup dari Semah Laut ini adalah perang.
Berita Terkait
-
Jelang Waisak, Para Biksu Mulai Melakukan Perjalanan ke Candi Borobudur
-
Wajib Tahu! Aturan Baru Disdikbud Kalbar untuk Tahun Ajaran 2025/2026
-
Sampai Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Kalbar 2025? Ini Infonya
-
Sinka Island Park, Ragam Wisata dalam Satu Kawasan di Singkawang
-
4 Budaya Qatar yang Bikin Kamu Jatuh Cinta saat Berwisata Selain Berbelanja
Terpopuler
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- 1 Detik Resmi Jadi WNI, Pascal Struijk Langsung Cetak Sejarah untuk Timnas Indonesia di Liga Inggris
- Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp100 Juta: Pilihan Terbaik untuk Kantong Hemat
- Sudahlah Lupakan Elkan Baggott, Pemain Berdarah Jakarta Ini Lebih Niat Bela Timnas Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming Persis Solo vs Persita Tangerang: Adu Kuat di Stadion Manahan!
-
Hari Hancurnya Real Madrid: Kalah di Final, 3 Kartu Merah dan Ancaman Sanksi Berat
-
Tidak Ada Pemutihan Pajak di Jakarta! Gubernur Pramono Anung Ungkap Alasannya
-
Nekat Bawa Miras di Konser Iwan Fals, Puluhan Penonton Diciduk Polisi
-
5 Sabun Cuci Muka untuk Kulit Kering, Recommended Teregistrasi BPOM
Terkini
-
Bahaya Pinjaman Online, Waspadai Risiko di Balik Kemudahan
-
Promo Indomaret Pontianak! Manfaatkan Program Tebus Member Periode 1730 April 2025
-
Segera Klaim Saldo Dana Kaget Gratis Hari Ini, Jangan Sampai Kehabisan!
-
Jadwal Samsat Keliling Pedesaan Kabupaten Kubu Raya Tahun 2025
-
UMKM Lokal Didorong BRI untuk Tembus Pasar Global, Kamandalu Ashitaba Jadi Contoh Menarik!