Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Kamis, 27 Mei 2021 | 16:10 WIB
Kota Singkawang, Kalimantan Barat . (Suara.com/Ocsya Ade CP)

Hal ini disebabkan, Kota Singkawang masih dikuasai secara ekonomi oleh kongsi-kongsi Monterado. Meski demikian, kekuasaan Kerajaan Sambas masih mampu menangani berbagai pemberontakan.

Dilansir dari laman Pemkot Singkawang, berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 1959, Kota Singkawang masih menjadi wilayah Sambas dengan status kecamatan. Namun, pada tahun 1981, kota ini berdiri secara administratif dengan keluarnya PP Nomor 49 Tahun 1981.

Beduk Raksasa di Singkawang [Antara]

Kemudian, diusulkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang melalui usul pemekaran Kabupaten Sambas menjadi 3 daerah otonom. Namun, berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1999, pemerintah pusat hanya menyetujuinya sebagai Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang.

Akhirnya, setelah melewati jalan panjang, pada 2001, Kota Singkawang ditetapkan sebagai daerah otonom berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang dan diresmikan di Jakarta oleh Menteri dalam Negeri dan Otonomi daerah atas nama Presiden.

Baca Juga: Waduh, Jenazah Pasien Covid-19 di Batam Tertukar

Kota Singkawang, Kalimantan Barat dinyatakan sebagai kota paling toleran di Indonesia berdasarkan survei Setara Institute pada 2018. Ini karena warga di sana bisa hidup harmonis di tengah perbedaan.

Dua tahun berselang, Kota Seribu Kuil (julukan untuk Singkawang--red) kembali masuk daftar kota paling toleran dengan menempati ranking kedua dalam survei yang sama.

Itulah asal usul Singkawang.

Kontributor : Sekar Jati

Baca Juga: Aksinya Terbongkar, Ini Tampang Dalang Tambang Emas Ilegal di Sekadau

Load More