Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Minggu, 30 Mei 2021 | 10:01 WIB
Ribuan masyarakat adat Suku Dayak mengikuti Pekan Gawai Dayak ke-32 di kawasan rumah adat Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/5/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Meskipun terdiri dari ratusan subetnis, mereka tetap memiliki ciri khas kebudayaan yang hampir sama, yakni rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak), pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari.

Rumah Adat Dayak dan Pakaian Adat Dayak

Seperti suku lainnya, suku Dayak juga memiliki pakaiaan adat yang disebut sebagai 'king baba' dan 'king bibinge'.

Uniknya, pakaian adat ini terbuat dari kayu yang diproses sedemikian rupa hingga menjadi lunak seperti kain.

Baca Juga: Cocok untuk Liburan, Kebun Raya Banua Dibuka Kembali

King baba merupakan pakaian adat pria yang terdiri dari baju tanpa lengan, celana panjang, ikat pinggang, dan penutup kepala dengan hiasan bulu burung enggang.

Rumah Radakng di Pontianak. (Instagram/@mael_roslan)

Sementara itu, king bibinge merupakan pakaian adat wanita yang terdiri dari penutup dada berlapis dan berbagai macam aksesoris, yakni kalung, gelang, dan hiasan kepala yang terbuat dari bulu burung enggang.

Rumah adat Suku Dayak adalah rumah betang atau rumah panjang. Saat ini, rumah betang memang sudah jarang ditemui di Kalimantan.

Rumah ini berbentuk memanjang hingga 150 meter dan lebarnya 30 meter. Rumah ini dihuni oleh keluarga besar yang bisa mencapai 100 orang.

Terbuat dari kayu ulin, rumah ini harus memenuhi beberapa aturan tertentu. Bagian hulu rumah harus searah dengan matahari terbit, sedangkan bagian hilir menghadap matahari tenggelam.

Baca Juga: Asal Usul Warga Pontianak dan Sejarah Tionghoa di Kota Khatulistiwa

Di samping itu, kamar tidur juga diatur berjajar sepanjang bangunan. Kamar orang tua berada di bagian hulu, sedangkan anak termuda ada di hilir rumah.

Load More