SuaraKalbar.id - Sejarah Tugu Khatulistiwa, ikon tersohor Pontianak, Kalimantan Barat. Asal usul Tugu Khatulistiwa dan fakta menariknya.
Berkunjung ke Kota Pontianak tak akan lengkap rasanya kalau tidak menyambangi Tugu Khatulistiwa.
Tugu yang berada di Jl. Khatulistiwa No.Kel, Batu Layang, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat merupakan ikon wisata Pontianak.
Tugu Khatulistiwa menjadi semacam penanda bahwa Kota Pontianak merupakan kota yang dilalui garis khatulistiwa.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Masjid Jami Pontianak, Ikon Wisata Religi Kalimantan Barat
Berdirinya Tugu Khatulistiwa juga memiliki sejarah yang panjang.
Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese, pada tahun 1928 datang sebuah ekspedisi internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi Belanda.
Mereka datang ke Kota Pontianak untuk menentukan koordinat titik atau tonggak garis equator di kota Pontianak.
Pada tahun tersebut, pembangunan Tugu Khatulistiwa pun dimulai. Namun, saat itu tugu yang dibangun berbentuk tonggak dan tanda panah di atasnya.
Kemudian, pada tahun 1930, penyempurnaan pun dilakukan. Pada tahun itu, ada penambahan lingkaran di bagian atas tugu.
Baca Juga: Kisah Sedih RoboCop Pontianak, Keliling Kota Demi Duit Receh untuk Pengobatan Istri
Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 1938, tugu disempurnakan kembali oleh arsitek Frederich Silaban. Tugu tersebut menggunakan kayu belian setinggi 4,4 meter.
Kemudian, pada tahun 1990, dibangun duplikat tugu berupa bangunan pelindung secara permanen. Bangunan ini berbentuk kubah dan diresmikan pada 1 September 1991 oleh Gubernur Kalimantan Barat waktu itu, Parjoko Suryo Kusomo.
Bentuk duplikat ini lima kali lebih besar dari ukuran tugu aslinya. Bentuk replika ini 5 kali lebih besar dari ukuran tugu aslinya.
Dua buah tongga bagian depan dengan diameter 1,5 meter dan ketinggian 15,25 meter dari permukaan tanah. Kemudian 2 buah tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah dengan ukuran 1,5 meter dengan ketinggian 22 meter dari permukaan tanah dengan panjang anak panah penunjuk arah 10,75 meter.
Selain itu, baik duplikat maupun tugu aslinya terdapat plat di bawahnya yang berisi informasi mengenai koordinat letak tugu tersebut. Sekarang, kompleks Tugu Khatulistiwa dilindungi oleh Pasal 26 UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
Uniknya, setiap tanggal 21-23 Maret dan 21 - 23 September, Tugu Khatulistiwa sering dijadikan tempat untuk memperingati hari tanpa bayangan atau Kulminasi Matahari.
Titik kulminasi merupakan titik saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Saat ini terjadi, bayangan tugu dan benda-benda lain di sekitarnya akan menghilang beberapa detik.
Ini menjadi pemandangan yang langka dan menjadi daya tarik sendiri. Jika Anda ingin datang ke sana saat peristiwa ini berlangsung, Anda bisa menempuhnya dalam waktu 30 menit dari pusat Kota Pontianak.
Itulah sejarah Tugu Khatulistiwa.
Kontributor : Sekar Jati
Berita Terkait
-
Modal Cuma-Cuma dari Astra, Warga Gang Durian Bertahan Budidaya Ikan Nila Meski Tantangan Menghadang
-
Siap Bertarung di Pilkada 2024, Ini Nomor Urut Paslon Wali Kota Pontianak
-
6 Rekomendasi Oleh-Oleh Makanan Khas Pontianak yang Wajib Kamu Bawa Pulang
-
6 Kue Khas Pontianak yang Populer di Kalangan Wisatawan, Sudah Pernah Coba?
-
Dimana Lokasi Kantor Desa Mirip Istana Garuda IKN? Publik Terbelah Gegara Desain Kepalanya
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Manjakani Rilis Single Berlayar sebagai Pembuka Menuju Album Baru
-
Beras Berstiker Ria Norsan-Krisantus Kurniawan Ditemukan di Sambas, Relawan Midji-Didi Laporkan ke Bawaslu
-
Dramatis! Lansia Hilang 3 Hari di Desa Pak Utan Bengkayang, Korban Ditemukan dalam Kondisi Lemas
-
Gempa Magnitudo 2,5 Guncang Kendawangan, Kabupaten Ketapang
-
Polda Kalbar Gerebek Kampung Beting, Ungkap Sarang Judi Online dan Pengguna Narkoba