Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 31 Mei 2021 | 12:26 WIB
Suasana Masjid Jami Sultan Abdurrahman di tepian Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (8/5). [ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang]

SuaraKalbar.id - Fakta menarik Masjid Jami Pontianak, wisata religi Kalimantan Barat (Kalbar). Masjid Jami, jadi tujuan para pelancong.

Masjid Jami Pontianak dikenal sebagai masjid tertua di Kalimantan Barat.

Jika berkunjung ke Kota Pontianak, salah satu destinasi wisata yang tidak boleh absen dikunjungi adalah Masjid Jami.

Masjid yang berlokasi Dalam Bugis, Pontianak Barat, Pontianak merupakan saksi bisu dari berdirinya Kota Pontianak.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kalimantan Barat Hari Ini, Senin 31 Mei 2021

Selain itu, ada beberapa fakta menarik lain dari masjid ini.

Berikut kami rangkum dari berbagai sumber fakta menarik Masjid Jami Pontianak.

1. Masjid Pertama di Kalimantan Barat

Masjid Jami atau Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid pertama yang berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.

Masjid ini salah satu peninggalan Kerajaan Pontianak yang masih kokoh berdiri, selain Istana Kadriah.

Baca Juga: Atlet Panjat Tebing Kalbar Pecahkan Rekor Dunia, Ini Sosok Veddriq Leonardo

Masjid Jami' Pontianak yang lebih dikenal dengan nama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Masjid Jami dibangun pada tahun 1771 oleh Syarif Abdurrahman.

Ketika ia dan rombongannya membuka lahan untuk dijadikan kasultanan, ia pun mendirikan masjid sebagai penanda kekuasaannya.

Namun, awalnya, masjid yang berdiri hanya beratapkan rumbia dan berbentuk langgar sederhana.

Setelah itu, pembangunan masjid pun beberapa kali disempurnakan oleh keturunan yang sekaligus menjadi penerus Kerajaan Pontianak.

2. Terletak di lokasi yang tidak biasa

Biasanya, masjid berdiri di pusat kota atau pusat pemerintahan. Namun, hal ini tidak berlaku pada Masjid Jami.

Berbeda dengan masjid gede pada umumnya, oleh karena letaknya dekat dengan Sungai Kapuas, di sebelah kiri masjid berdiri riuhnya pasar ikan tradisional. 

Di bagian masjid, terdapat permukiman padat penduduk Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis.

Sementara itu, di arah barat, terhampar pemandangan sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas.

Sejumlah umat Islam berjalan keluar dari Masjid Jami Pontianak usai menunaikan shalat jumat di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (8/5). [ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang]

Oleh karena letaknya yang berada di pinggir sungai, pengunjung Masjid Jami juga bisa ke sana melalui jalur air menggunakan speedboat atau sampan.

3. Arsitektur unik

Masjid Jami Pontianak memiliki daya tampung 1.500 jemaah ini dan memunyai konstruksi yang cukup unik. 

Arsitektur Masjid Jami menunjukkan akulturasi dari berbagai budaya, yakni arsitektur Jawa, Timur Tengah, Melayu, dan Eropa. 

Arsitektur Jawa terlihat pada bagian atap Masjid yang mirip seperti tajug. Kemudian, pada bagian mahkota atau genta terlihat pengaruh arsitektur Eropa di sana.

Masjid Jami  juga memiliki struktur bangunan khas Melayu karena berbentuk rumah panggung. 

Terdapat enam pilar bundar dari kayu belian berdiameter setengah meter yang menopang masjid ini. Selain itu, mimbar khotbah yang terdapat di dalam masjid ini berbentuk mirip geladak kapal. Di bagian ini, nuansa arsitektur Timur Tengah sangat terasa karena mengadopsi bentuk kubah. 

Masjid Jami Pontianak . (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Sembilan puluh persen konstruksi masjid ini terbuat dari kayu belian. Atapnya menggunakan sirap, yakni potongan kayu belian yang berukuran tipis.

Masjid Jami Pontianaj ini memiliki empat tingkat. Pada tingkat kedua, terdapat jendela-jendela berukuran kecil, sedangkan tingkat paling atas, atapnya mirip kuncup bunga.

4. Dilakukan Penyempurnaan Berkali-kali

Seperti disebutkan sebelumnya, Masjid Jami Pontianak ketika awal berdiri hanya berbentuk langgar sederhana. Kemudian, pada pemerintahan Sultan Syarif Usman dilakukan penyempurnaan.

Sultan ketiga Kesultanan Pontianak tersebut melakukan penyempurnaan pada 1821. Hal ini ditandai dengan peletakan pondasi pertama yang dilakukan pada tahun 1921.

Penjelasan mengenai hal ini tercatat dalam inskripsi huruf Jawi di atas mimbar masjid. Di sana tertulis, Masjid Jami dibangun Sultan Syarif Usman pada hari Selasa bulan Muharam tahun 1237 Hijriyah.

Kemudian, Masjid Jami pun disempurnakan oleh sultan-sultan yang memimpin setelahnya.

Masjid Jami disebut juga Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman. Naman tersebut diberikan untuk mengenang dan menghormati pendiri Kerajaan Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman.

Itulah fakta menarik Masjid Jami Pontianak.

Kontributor : Sekar Jati

Load More