SuaraKalbar.id - Sejarah orang Tionghoa di Kalimantan Barat. Orang Tionghoa masuk ke Kalimantan Barat (Kalbar)sejak ratusan tahun lalu.
Asal usul kedatangan orang Tionghoa di Kalbar diwarnai dengan perang kongsi hingga perebutan hasil tambang emas.
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang didiami oleh bermacam-macam etnis, salah satunya adalah etnis Tionghoa.
Etnis Tionghoa sudah melakukan perjalanan melalui Kalimantan Barat sejak abad ke-3.
Baca Juga: Persaingan Penyedia Layanan 5G Sengit, Siapa Juaranya?
Saat itu, para pelaut China berlayar ke Indonesia untuk berdagang. Rute yang ditempuh melalui pantai Asia Timur, kemudian ketika kembali, mereka melalui Kalimantan Barat dan Filipina.
Kemudian, pada abad ketujuh, hubungan China dan Kalimantan Barat intens terjalin. Namun, saat itu, orang-orang China ini belum menetap.
Perlahan tapi pasti, imigran China pun beberapa mulai masuk ke Kerajaan Sambas dan Kerajaan Mempawah. Hubungan keduanya sangat terorganisasi dalam kongsi sosial politik yang berpusat di Monterado dan Bodok.
Pada tahun 1745, banyak orang China yang didatangkan secara besar-besaran ke Monterado yang dijuluki kota tambang emas, demi kepentingan kongsi tersebut.
Mereka dijadikan pekerja di tambang-tambang emas atas perintah Sultan Sambas dan Panembahan Mempawah.
Baca Juga: 5 Keunikan Rumah Betang Suku Dayak, Salah Satunya Menghadap Matahari Terbit
Kedatangan besar-besaran ini pun menyebabkan terbentuknya dua kongsi besar, yakni kongsi Taikong dan Samto Kiaw.
Kemudian, pada tahun 1770, sebuah peperangan terjadi, antara orang Tionghoa dengan Suku Dayak di Monterado dan Bodok. Peristiwa ini menewaskan kepala suku Dayak dari dua daerah tersebut.
Sultan Sambas pun membuat peraturan bahwa orang China di daerah tersebut harus tunduk kepadanya dan diwajibkan membayar upeti setiap bulan.
Meski demikian, mereka memiliki kekuasaan untuk mengatur pemerintahan, peradilan, keamanan, dan lain sebagainya. Sejak saat itu, terbentuklah republik kecil yang berpusat di monterado.
Sementera orang-orang Dayak pun akhirnya memilih pindah ke daerah yang aman.
Setahun setelah Kota Pontianak berdiri, yakni pada tahun 1772, seorang dari Kanton bernama Lo Fong datang di Siantan Pontianak Utara.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
Terkini
-
Gereja IFLC di Sungai Raya Terbakar, 5 Unit Damkar Dikerahkan
-
Warga Pontianak Rela Antre di Pasar Murah, Ini Daftar 3 Kecamatan yang Bakal dapat Giliran Besok!
-
Industri Ekspor Jawa Barat Tertekan, Pelaku Usaha Desak Solusi Konkret Hadapi Gempuran Tarif AS
-
10 Kampus Favorit di Kalimantan Barat, Ternyata Tak Cuma Ada di Pontianak!
-
Harga Emas Meroket! Ada yang Melonjak Hingga Rp1,9 Juta per Gram, Ini Daftar Lengkapnya