Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 29 Juni 2021 | 12:24 WIB
Ilustrasi perawatan pasien Covid-19 (VOA Indonesia)

SuaraKalbar.id - Virus COVID-19 varian Lambda muncul saat varian delta jadi ancaman mematikan di Indonesia. Namun belum ada kepastian seberapa ganas varian Lambda ini.

Pandemi Covid-19 yang mulai mewabah di pengujung 2019 lalu belum juga usai, akan tetapi mutasi varian-varian baru dari virus ini terus bermunculan.

Saat ini, virus varian Delta dan varian Delta Plus sudan menjangkiti beberapa negara.

Varian Delta dan Delta Plus diklaim lebih cepat menular dibandingkan virus corona pada awalnya.

Baca Juga: Jadi Perhatian WHO, Di Mana Virus Corona Varian Lambda Ditemukan?

Sekarang, ada mutasi terbaru virus corona bernama varian Lambda. Virus ini sendiri tengah menjadi sorotan, khususnya bagi para pakar kesehatan. Varian dengan nama resmi C37 itu memiliki berbagai mutasi yang perlu diwaspadai, seperti mutasi L452Q dan F490S.

"Mutasi F490S sebelumnya telah dikaitkan dengan penurunan kerentanan terhadap netralisasi antibodi," papar peneliti Priscila Wink dari Hospital de Clínicas de Porto Alegre di Rio Grande do Sul dan rekan-rekannya, seperti dikutip dari Medical News.

Virus varian Lambda sendiri sudah menyebar ke mana saja dan apa saja gejala varian lambda? Berikut rangkumannya:

Bernama Resmi C37

Varian dengan berbagai mutasi ini memiliki nama resmi C37. Varian ini pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 lalu.

Baca Juga: Pandemi Mengerikan, Kaseran Tetap Jual Tempeh Keliling: Hanya Ini yang Saya Bisa!

Sudah Tersebar di 29 Negara

Varian ini sudah menyebar ke berbagai negara di dunia, sebagian besar berada di Amerika Latin. Di antaranya Argentina, Brasil, Kolombia, Ekuador, dan Meksiko.

“Sejauh ini, kami tidak melihat indikasi bahwa varian Lambda lebih agresif," terang ahli virologi WHO Jairo Mendez-Rico, seperti dikutip dari DW.

Gejala Pasien Varian Lambda

Dikutip dari DNA India, varian Lambda juga telah teridentifikasi di Inggris. Menurut Public Health England (PHE), hingga saat ini tidak ada bukti varian corona tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Gejalanya juga serupa virus corona penyebab Covid-19 lainnya, seperti demam tinggi, batuk secara terus menerus, dan kehilangan indra penciuman atau perasa.

Varian Lambda Belum Masuk VOC

WHO mengategorikan varian lambda sebagai variant of interest (VOI), bukan variant of concern (VOC). Artinya, virus corona jenis ini belum menunjukkan tanda-tanda menyebabkan peningkatan keparahan penyakit atau menular lebih cepat.

“Ada kemungkinan, itu menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi tetapi kami belum memiliki cukup data yang dapat diandalkan untuk membandingkannya dengan varian Gamma atau Delta,” beber Mendez.

Vaksin Covid-19 Masih Efektif

Mendez meyakinkan, semua vaksin Covid-19 yang ada saat ini mampu melawan varian Lambda, bahkan semua varian baru corona. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk segera mendapat vaksinasi Covid-19.

“Semua vaksin yang telah kami setujui di seluruh dunia, umumnya efektif melawan varian virus corona yang beredar, dan tidak ada alasan untuk khawatir vaksin kurang efektif terhadap varian Lambda,” tegasnya.

Load More