SuaraKalbar.id - Pemerintah sudah menetapkan tarif standar untuk tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR). Meski dianggap lebih murah dari sebelumnya, tapi aturan yang dibuat masih dianggap membebani masyarakat.
Salah satu respon positif disampaikan seorang guru di Kota Pontianak, Rosmiati. Dia mengaku senang dengan penerapan tarif standar untuk tes swab PCR. Meski harga PCR turun, dia mengakui, jika aturan yang dibuat sama saja membebani masyarakat.
"Senang, iya. Tapi juga keberatan. Kita kan mau berobat, bukan liburan. Sekarang memang murah, tapi ini berlaku untuk keluar masuk Pontianak," katanya saat ditemui Suara.com di salah satu klinik pemeriksaan swab di Pontianak, Kamis (28/10/2021).
Rosmiati adalah seorang warga yang mengidap kanker. Ia mengaku sering menjalani tes swab PCR. Karena ia memang rutin terbang ke Jakarta untuk konsultasi penyakitnya. Dulunya, ia hanya wajib tes PCR jika kembali ke Pontianak dari Jakarta menggunakan pesawat terbang.
"Saya kan mau berobat ke Jakarta. Karena syarat penerbangan harus wajib swab PCR negatif, ya saya swab PCR dulu. Makanya saya cek ke klinik ini. Dulu, masuk Pontianak saja yang wajib PCR. Kalau keluar Pontianak, tidak wajib PCR. Nah, baru-baru ini saja keluar pun harus pakai PCR sebagai syarat," jelasnya.
Ia mengakui senang dengan aturan baru. Aturan yang membuat biaya PCR jadi lebih murah. Sebelumnya sekali PCR itu Rp 900 ribu. Namun saat ini tidak boleh lebih dari Rp 300 ribu.
"Saya lebih seneng lagi saat sebelumnya. Enam bulan lalu. Karena tidak wajib PCR kalau ke Jakarta. Nah, sekarang kemana saja wajib PCR. Jadi, apa boleh buat, namanya juga peraturan, ikut saja. Yang penting bisa berangkat," tuturnya.
Ia berharap aturan dari pemerintah terkait syarat-syarat penerbangan tidak menjadi hambatan bagi masyarakat. Syarat wajib untuk terbang bisa saja hanya dengan kartu atau penanda sudah menjalani vaksinasi.
Dede Iskandar, warga Pontianak lainnya mengaku sangat setuju dengan aturan pemberlakuan wajib PCR di semua penerbangan.
Baca Juga: Jokowi Minta Harga Tes PCR Turun, Wagub DKI: Sangat Membantu Penurunan Covid-19
"Menurut saya, ini adil. Ketika pemerintah mewajibkan PCR saat mau terbang kemana pun, pemerintah juga menetapkan tarif standar PCR," katanya.
Dede merupakan warga Tanjung Raya II. Ia memang kerap keluar kota untuk urusan kerja. Ia berpandangan, aturan yang dibuat mengenai wajib PCR ini semata untuk mencegah jangan sampai terjadi lonjakan jumlah kasus Covid-19.
"Jadi, kita sama-sama taat saja. Agar tidak terjadi gelombang ketiga. Ini yang saya khawatirkan. Tapi, jangan pula disaat harga PCR murah, tapi tiket pesawat mahal. Ini juga membebani bagi kami yang harus terbang demi kerjaan, bukan jalan-jalan," katanya.
Untuk diketahui, kebijakan pemerintah tersebut kemudian menjadi dasar pemberlakuan tarif tes PCR di provinsi tersebut.
Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Barat mengancam akan menutup laboratorium yang menerapkan tarif tes swab PCR lebih dari Rp 300 ribu.
"Jangan main-main. Lab bandel yang terapkan tarif lebih dari ketentuan akan saya tutup," tegas Kepala Dinkea Kalbar dr. Harisson, Rabu (27/10/2021).
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
3 Orang Utan Kalimantan Dilepasliarkan di TNBBBR
-
Realisasi PBB-P2 Singkawang hingga Desember 2025 Baru Mencapai 38 Persen
-
Bandara Supadio Pontianak Proyeksikan Peningkatan 14 Persen Penumpang di Momen Nataru
-
BI Buka Layanan Penukaran Uang di Sejumlah Gereja di Kalbar Jelang Natal 2025, Berikut Lokasinya
-
Pemkot Pontianak Gelar Pasar Murah, 3.500 Paket Sembako Disiapkan