Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 19 November 2021 | 18:11 WIB
Sejak banjir, Warga Desa Entabuk, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau mengungsi di lokasi pemakaman. [SUARAKALBAR.CO.ID/Nanda]

SuaraKalbar.id - Banjir yang masih menggenang di kawasan pemukiman Desa Entabuk Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau membuat warga setempat mengungsi ke area pekuburan desa.

Sejumlah bangunan nonpermanen didirikan warga sebagai tempat tinggal sementara, lantaran banjir yang dikabarkan mulai surut masih merendam rumah mereka. 

Kepala Desa Entabuk Abdul Muin menjelaskan, dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat mengungsi warga, lantaran lokasi pemakaman tersebut dekat dengan rumah. Walaupun sebenarnya, telah disediakan tempat pengungsian di SDN 10 Entabuk.

“Di situ mereka mengungsi karena mereka dekat dengan rumah untuk menjaga semua harta benda yang ada di rumah,itulah alasan mereka bertahan,” tuturnya seperti dikutip Suarakalbar.co.id-jaringan Suara.com.

Baca Juga: Banjir Sekadau Mulai Surut, Persediaan Logistik di Pengungsian Masih Aman untuk Seminggu

Dikemukakan Abdul Muin, empat dusun di Desa Entabuk yang terendam banjir meliputi Dusun Entabuk,Engkerauk,Janang Ran dan Pelanjau. Namun bencana banjir terparah terjadi di Dusun Entabuk dan Engkerauk.

Meski begitu, kekinian ada tiga keluarga yang memutuskan kembali ke rumahnya masing-masing.

“Dan tidak menutup kemungkinan kalau cuaca tidak bersahabat mereka akan balik kembali ke tempat pengungsian,” katanya.

Lebih lanjut, dia memaparkan, setidaknya ada 591 keluarga, 2.044 jiwa dan 543 rumah warga terdampak banjir. Sejumlah 245 keluarga di antaranya, atau 955 jiwa mengungsi.

Hingga kini, warga terdampak banjir masih menerima bantuan yang telah disalurkan oleh berbagai pihak.

Baca Juga: Pemprov Kalbar Pasok Logistik Korban Banjir di Sintang, Sekadau dan Sanggau

Seorang pengungsi di pemakaman yang juga merupakan Warga RT 02 Desa Entabuk, Susan (29) mengaku sudah tiga minggu keluarganya berada di lokasi pekuburan tersebut.

“Itu segala lemari satu rusak, kemudian lemari pakaian,lemari tempat makanan dan kalau untuk bantuan sih sedanglah untuk kami,” ungkapnya.

Susan mengaku, akibat banjir tersebut menyebabkan kondisi perekonomiannya lumpuh total.

“Kami kan sebenarnya buka warung di sana tu. Tapi, warungnya hanyut kebawa air. Sudah itu, mana jualan lagi ndak ada tempat. Gimana nyimpan barang lalu mau noreh pun tempatnya kena banjir,” keluhnya.

Kini, dia berharap, selain adanya bantuan logistik, bisa mendapatkan juga bantuan obat-obatan kepada warga yang mengungsi. Lantaran, sudah ada warga yang mulai terserang sejumlah penyakit akibat banjir.

Load More