Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 09 Desember 2021 | 18:51 WIB
Petugas keamanan mengamankan tempat kejadian perkara dalam insiden serangan yang mematikan di Bamako, Mali. [Dok.Antara]

SuaraKalbar.id - Ledakan bom di Mali menewaskan 7 tentara pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tiga tentara lainnya dilaporkan luka-luka akibat serangan yang terjadi pada Rabu (8/12/2021) itu.

Peristiwa itu terjadi ketika iring-iringan kendaraan pembawa logistik misi PBB di Mali menghantam sebuah bom rakitan antara kota Douentza and Sevare, yang merupakan kawasan tempat kelompok-kelompok jaringan Al Qaida dan ISIS beroperasi.

Tidak ada kelompok yang pada Rabu menyatakan bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras serangan terhadap konvoi tersebut, kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam pernyataan.

Baca Juga: Dua Bom Minibus di Kota Kabul Tewaskan Dua Orang, IS-K Mengaku Bertanggung Jawab

"Beliau mendesak pihak berwenang Mali untuk melakukan segala upaya dalam mencari para pelaku serangan tersebut agar mereka segera bisa diadili," kata Dujarric.

Mali, salah satu negara terbesar dan termiskin di Afrika, sedang bergulat menangani pemberontakan sebuah kelompok radikal.

Pemberontakan terus berkembang kendati pasukan internasional, yang dipimpin oleh Prancis --bekas penguasa kolonial di Mali-- telah selama sembilan tahun mengerahkan upaya untuk menumpas gerakan itu.

Misi penjaga perdamaian PBB di Mali, MINUSMA, telah menempatkan lebih dari 13.000 tentara untuk menangani kekerasan di wilayah utara dan tengah negara itu.

Sudah lebih dari 230 tentara anggota MINUSMA yang kehilangan nyawa sejak 2013. Jumlah itu merupakan yang tertinggi di antara puluhan misi penjaga perdamaian PBB. (Antara/Reuters)

Baca Juga: Kepala Polisi Taliban Tewas dalam Serangan Bom Mobil di Afghanistan

Load More