Scroll untuk membaca artikel
Bella
Selasa, 08 Februari 2022 | 08:53 WIB
Banjir bandang yang terjadi di Desa Kemantan Kecamatan Sepauk Sintang Kalimantan Barat yang mengakibatkan satu unit jembatan hanyut terbawa arus. ANTARA/HO-Warga Kemantan (Teofilusianto Timotius)

SuaraKalbar.id - Musibah banjir bandang yang melanda Dusun Muran, Desa Kematan, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu membuat sejumlah pondok warga dan jembatan penghubung antar dusun mengalami kerusakan.

Hal tersebut dibenarkan oleh PLT Camat Sepauk Paulinus, dirinya menjelaskan jika memang benar adanya musibah banjir bandang yang berlangsung sekitar kurang lebih 3 jam pada Jumat (4/2/2022).

"Bahwa benar ada banjir bandang, kejadian sekitar 3 jam. Mengakibatkan salah satu keluarga menjadi korban yakni Sukanto dan Pinu, dan satu orang anak umur 7 tahun meninggal dunia atas kejadian tersebut," terangnya Selasa (8/2/2022).

Paulinus menjelaskan, saat ini para korban tersebut sudah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Ade M Djoen yang berada di Kabupaten Sintang.

Baca Juga: Masuk Puncak Musim Penghujan, BPBD Sleman Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Luapan Air

"Untuk sementara korban dibawa kerumah sakit untuk manjalani perawatan secara medis dan sekarang kita minta fasilitasi kepada Dinas Sosial untuk memfasilitasi si korban," jelasnya.

Setelah kejadian itu Paulinus menjelaskan jika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang dan juga Dinas Sosial langsung turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan juga memberikan bantuan pokok serta pakaian.

"Setelah mendengar informasi pemerintah terkait, Dinsos kemudian BPBD dan kita juga membawa logistic untuk diberikan kesana, bantuan yang telah diberikan terutama sembako, kebutuhan-kebutuhan mereka, kemarin kita belum mengatahui data sehingga kita bawa apa yang kita bisa bawa, kemudian kita serahkan kepada Kepala Desanya di sana," paparnya.

Dirinya mengharapkan dengan adanya curah hujan yang sangat tinggi penduduk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem ini.

"Supaya mengantisipasi terjadinya air bandang agar tidak terulang lagi," imbuhnya.

Baca Juga: Tersangka Tipikor Terminal Bunut Hilir Bertambah, Kini Direktur CV Abadi Jaya Inisial LS Ikut Tersandung

Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Sintang Bernard Saragih menjelaskan, pihaknya dan juga stakeholder lainnya sudah melakukan pendataan terkait dengan adanya longsor di Dusun Muran, Kecamatan Sepauk.

"Pada intinya BPBD sudah melakukan pendataan untuk menambahkan bantuan dari Dinas Sosial untuk dokungan logistiknya, kita akan cek di gudang kita kalau ada pakaian ataupun konsumsi maka akan kita drop," terangnya.

Bernard Saragih juga menegaskan, korban yang terdampak bukanlah dari masyarakat asli dari Kecamatan tersebut.

"Sementara masyakarat yang terdampak merupakan masyarakat dari luar Kecamatan Sempauk, data yang saya terima pada saat pendataan itu lah kok ini warganya orang luar semua bukan orang Kecamatan Sepauk. Mungkin mereka melakukan aktivitas ekonomi disana dan bangunan pun hanya terdiri dari terpal dan disusun dengan kayu-kayu, kalau bisa dikatakan seperti pondok-pondok lah bukan bangunan permanen," tegasnya.

Dirinya juga menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan edukasi terhadap masyarakat yang ada di sana, dan untuk penambahan bantuan logistik akan segera diberikan.

"Bahwa memang disana tempat mereka itu merupakan daerah rawan banjir bandang, jadi kita sudah sampaikan, sudah kita edukasi jika akhir-akhir inikan sudah memasuki cuaca ekstrem, nah warga untuk mulai waspada, Besok kita akan ngedrop logistic lagi untuk keluarga yang berduka," tambahnya.

Sementara itu akses jembatan penghubung antar Dusun mengalami kerusakan dan akan segera di perbaiki.

"Itukan sungai dangkal, sementara penduduk bisa melewati itu menggunakan motor, kecuali dia sedang banjir bandang tidak bisa dilalui, warga lewat dari bawah jembatannya masih bisa dilewati karena dangkal," pungkasnya.

Kontributor: Rabiansyah

Load More