Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 16 April 2022 | 19:30 WIB
Syamhudi memperlihatkan larva lalat  atau Black Soldier Fly (BSF) di lahan miliknya di Kelurahan Siantan Hilir, Pontianak Utara, Kalimantan Barat, Sabtu(16/04/2022). Budidaya tersebut Selain berdampak pada lingkungan juga berhasil menjadi solusi penopang kehidupannya hingga meraup untuk belasan juta per bulan. (Suara.com/Diko Eno)

SuaraKalbar.id - Budidaya larva lalat atau maggot mungkin masih asing terdengar di telinga masyarakat. Di kota Pontianak, Pembudidaya jenis belatung yang dihasilkan dari lalat berjenis Black Soldier Fly (BSF) ternyata ada dijumpai.

Salah satu pembudidaya itu adalah Syamhudi. Warga Sungai Putat, Kelurahan Siantan Hilir, Pontianak Utara, Kalimantan Barat ini bisa meraup keuntungan hingga belasan juta per bulannya dari usaha lalat tentara hitam yang ditekuninya dari tahun 2019 lalu.

Maggot atau Larva dari lalat tentara hitam ini dianggap ampuh sebagai spesies yang sangat efektif dalam mengurai sampah organik. Seperti sampah rumah tangga, buah buahan, sayuran, dan jenis lainya.

"Maggot disini ada fungsi, pertama itu sebagai pengurai sampah, kedua sebagai pakan ternak, dan ketiga itu  support sistem dari dunia perikanan dan peternakan,"katanya kepada suara.com, Sabtu (16/04/2022).

Baca Juga: Reputasi Brand Anggota Boy Group Bulan April 2022 Resmi DiRilis, G-Dragon Masuk Top 3!

Syamhudi tak hanya sendiri. Dia juga ditemani oleh beberapa rekan yang tinggal tak jauh dari kediamannya. Budidaya lalat berjenis Black Soldier Fly (BSF) tersebut merupakan kegiatan yang pertama dilakukannya di Kalimantan Barat, terutama di Pontianak.

Seiringnya waktu, banyak masyarakat dari  beberapa daerah belahan bumi borneo ini datang untuk mempelajari cara membudidayakan maggot di tempatnya.

"Hampir ada di seluruh kabupaten kota di Kalimantan Barat. Ada di Kubu Raya, ada di  Mempawah, Melawi, Sintang, Sambas dan terutama di Pontianak, ini jaringan kita yang masuk dalam keluarga besar dalam pembudidayaan maggot,"jelasnya.

Syamhudi katakan, budidaya maggot untuk peduli lingkungan tentunya bukan hanya sekadar pada kegiatan iseng saja. Akan tetapi, musti ada role mode aksi nyata di lapangan penerapannya. Bahkan jika ditekuni, justru dapat demi menopang kemandirian ekonomi.

"Mencari cuan disini aman, kalau kawan-kawan tidak punya pasaran saya bisa langsung bantu akses itu, untuk per bulan uang dapur kita bisa tercukupi,"ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Pontianak Hari Ini Sabtu 16 April 2022 Lengkap dengan Doa Buka Puasa

"Kalau kita mau budaya maggot itu ada hal yang kita juga dapatkan, terutama lingkungan jadi bersih, kita bisa memproduksi kompos, dan kita bisa produksi pakan," saut Syamhudi.

Syamhudi menambahkan, hingga kini lahan budidaya maggot miliknya hanya berukuran 64 meter per segi dan dengan ukuran luas kandang 5 meter per segi. Dari ukuran itu, Syamhudi katakan bisa menghasilkan telur lalat tentara hitam itu  100 gram per hari.

"Dari maggot ini kita juga sudah mengambil bagian dari gerakan peduli lingkungan, dan juga gerakan ketahanan pangan,karena pupuk juga kita sudah tidak beli dan hasil budidayanya bisa kita konsumsi untuk skala pasar,"pungkasnya.


Kontributor: Diko Eno

Load More