SuaraKalbar.id - Aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat yang menyebabkan sejumlah warga meninggal dunia menuai reaksi di kalangan masyarakat.
Para korban pendulang emas tanpa izin di kawasan perbukitan wilayah perbatasan Benkayang-Sambas itu hingga saat ini masih dilakukan pencarian.
Satu di antara warga Bengkayang, Ronny, mengaku prihatin terhadap peristiwa tersebut.
Ia meminta petugas gabungan yang melakukan pencarian dapat menemukan semua korban akibat tanah longsor.
"Semoga para petugas yang melakukan evakuasi dapat segera menemukan korban-korban yang masih tertimbun. Dari berita yang beredar ada puluhan korban dan ada juga yang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal,"katanya kepada Suara.com, Senin (19/9/2022).
Ronny mengatakan, pencarian para korban tanah longsor di area PETI tersebut merupakan hal kemanusiaan.
Ia juga meminta kepada semua pihak agar dapat menepiskan isu permasalahan yang diduga aktivitas pertambangan tersebut tak mengantongi izin.
"Kita jangan kaitkan aktivitas itu legal atau tidaknya. Sebab kita kedepankan hal nilai-nilai kemanusiaan menolong orang yang sedang dalam musibah. Masalah ada izin tidaknya itu tugas pemerintah nantinya,"terangnya.
Sementara itu, warga lainnya, Irma berharap agar para korban yang mengalami musibah itu dapat segera ditemukan.
Baca Juga: Harga Emas Mulai Menguat Naik Rp 7 Ribu
"Kami harap agar tak ada korban-korban lainnya lagi, jika masih pun ada masih ditemukan semoga pencariannya dapat segera ditemukan, kasian juga keluarga korban, semoga keluarga korban tetap sabar," ucapnya.
Sebelumnya, sebanyak lima korban tanah longsor aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Kepala Kantor SAR Pontianak, Kalbar, Yopi Haryadi menyatakan hingga hari kedua pencarian, tim SAR gabungan menemukan 13 orang yang menjadi korban longsor tersebut.
"Hingga saat ini tercatat korbannya sebanyak 13 orang, delapan ditemukan selamat, lima orang meninggal," ujar Yopi dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Sabtu (17/9/2022).
Yopi mengatakan pihaknya saat ini telah menghentikan pencarian usai tidak menemukan tambahan korban.
"Hari ini kami hentikan pencarian setelah dilakukan oleh tim SAR gabungan yang dibantu menggunakan alat berat berupa eksavator dari BPBD Kabupaten Bengkayang, dan kami tidak menemukan tambahan korban jiwa," katanya.
Selain itu juga tidak ditemukan pihak keluarga merasa kehilangan anggota keluarganya.
Tag
Berita Terkait
-
Harga Emas Mulai Menguat Naik Rp 7 Ribu
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Dibanderol Rp 940.000/Gram
-
Harga Emas Berada di Jalur Mingguan Terburuk Sepanjang 4 Pekan
-
Demo di Tambang Emas Palu, Kantor Diserang dan Alat Berat Dibakar Massa
-
Tertarik Menggunakan Skincare Mengandung Emas? Ini Lho Manfaatnya untuk Kulit
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cara Memilih Warna Lipstik Sesuai Undertone Kulit agar Wajah Tampak Cerah
-
Pilihan Bedak Wardah untuk Kulit Sawo Matang agar Wajah Natural dan Tidak Abu-Abu
-
Harga Cabai Rawit di Sambas Makin Pedas, Pasokan Menipis Jadi Penyebab Utama
-
Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
-
4 Sunscreen Remaja Terbaik, Aman dan Ramah Uang Jajan