Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 28 September 2022 | 18:02 WIB
Ilustrasi gula. (Freepik.com/jcomp)

SuaraKalbar.id - Jumlah konsumsi gula saat ini banyak mendapatkan perhatian masyarakat usai kritikan seorang konsumen terhadap minuman manis viral di media sosial.

Dokter Debora Sarah Annetta mengimbau masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi minuman manis dengan kandungan gula terlalu banyak.

Hal tersebut bertujuan untuk menghindari risiko berbagai penyakit, salah satunya diabetes melitus.

"Sebenarnya es teh tawar tanpa gula boleh dikonsumsi, minuman jenis apa saja kalau dengan gula banyak, diimbau jangan," katanya, Rabu (28/9/2022).

Baca Juga: 4 Manfaat Jus Seledri untuk Kesehatan, Salah Satunya Bisa Atasi Nyeri Menstruasi

Dirinya menjelaskan, dampak yang bisa terjadi bila seseorang mengonsumsi terlalu banyak gula.

Pertama, muncul rasa sering haus dan sering buang air kecil.

Selain itu, orang yang terlalu banyak mengonsumsi gula bisa merasa lelah dan pandangannya terasa kabur.

Jika tidak dikendalikan, konsumsi gula berlebihan dapat berujung menjadi penyakit diabetes melitus yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol.

Penderita penyakit diabetes melitus harus rutin mengontrol gula darah dan minum obat agar penyakit bisa dikendalikan.

Baca Juga: Berkomitmen pada Good Mining Practice, Antam Laksanakanan Training of Trainer Kesehatan Kerja

"Ke dokter agar bisa diatur konsumsi obat-obatannya, baik dosis dan jenis obatnya, jika perlu akan disarankan pakai insulin," jelas Anggota Ikatan Dokter Indonesia itu.

Di Indonesia, ketentuan batasan asupan gula harian yang dianjurkan telah tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 di mana konsumsi gula pada orang dewasa maksimal 50 gram atau empat sendok makan per hari untuk menghindari risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.

Disebutkan pula, konsumsi gula berlebih atau kurang berdampak terhadap sistem metabolisme tubuh.

Gula yang berlebihan dapat membuat berat badan mudah naik dan sulit turun, sulit berhenti makan, infeksi gigi dan gusi serta meningkatkan risiko kanker.

Selain itu, makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gula di luar batas aman harian juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, meningkatkan kadar gula darah yang berisiko obesitas dan diabeter melitus, serta menimbulkan risiko komplikasi jangka panjang seperti kerusakan saraf, katarak, ginjal dan infeksi kulit.

Load More