SuaraKalbar.id - Rata-rata kebutuhan babi di Kalimantan Barat (Kalbar) mencapai 7.000 ekor per bulan dan mencapai 84.500 ekor tiap tahunnya, hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Barat Heronimus Hero. Namun kebutuhan itu bisa meningkat jelang hari raya Natal dan Tahun Baru yang kini tinggal menghitung hari.
"Rata-rata kebutuhan babi 7.000 ekor per bulan di Kalbar. Nah, saat Natal dan Tahun Baru bisa di atas itu," kata Heronimus, mengutip Antara Senin (11/12/2023).
Meski kebutuhannya meningkat, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan jumlah pasokan. Heronimus memastikan, jumlah kebutuhan babi yang meningkat bisa tercukupi meskipun harus mendatangkan dari luar daerah.
"Pada momen hari besar kebutuhan daging dipastikan meningkat dari hari biasa. Namun hal itu juga tetap diiringi pasokan yang meningkat pula," jelasnya.
Baca Juga: Awas! Marak Penipuan Modus Minta Sumbangan Tahun Baru di Kalbar
Menurut Heronimus, sebelum kasus demam babi Afrika Kalbar menjadi sentra babi dan surplus. Produksi Kalbar mencapai 500 ribu ekor per tahun, saat ini hanya mampu produksi 46 ribu ekor.
"Kebutuhan babi di Kalbar per tahun capai 84.500 ekor, artinya saat ini hampir separuh harus didatangkan dari luar Kalbar seperti Bali, Lampung dan lainnya agar ketersediaan daging babi hadir dan bisa memenuhi kebutuhan yang ada," kata dia.
Menurut Heronimus, saat ini sudah ada 132 ribu ekor babi didatangkan ke Kalbar sejak Januari - November 2023. Bahkan pelaku usaha sudah ada mengusulkan lagi dalam waktu dekat mencapai 6.000 ekor babi.
"Terkait harga saat ASF atau saat harga tertinggi daging babi di Kalbar mencapai Rp160 ribu per kilogram. Namun saat ini sudah terkendali dengan pasokan yang stabil hanya tinggal Rp140 ribu per kilogram," ucap dia.
Adapun saat ini, Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan, Kesehatan Hewan dan FAO ECTAD Indonesia serta Disbunnak Kalbar menjadikan Kota Pontianak dan Kabupaten Landak menjadi daerah target lokasi percontohan pemulihan dari virus ASF.
Baca Juga: Parauman Batu Hitam, Aset Keramat Masyarakat Dayak Salako
"Untuk pemulihan dampak penyakit ASF di Kalbar tersebut melalui program Program CABI atau Community African Swine Fever /ASF Biosecurity Intervension. Saat ini sejumlah langkah telah berjalan," kata Heronimus.
Berita Terkait
-
Musim Mudik, Hotel Kucing Kebanjiran Pelanggan
-
AMSI Sebut Demo RUU TNI Picu Eskalasi Kekerasan Pers: Bungkam Media dan Jurnalis
-
8 Tips Mudik Bawa Hewan Peliharaan, Ciptakan Perjalanan Aman dan Tenang untuk Anabul
-
Legislator Gerindra Minta Polisi Ungkap Pelaku Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus ke Kantor Tempo
-
Jelang Perubahan Regulasi, BEEF Siapkan Langkah Impor Sapi Brasil
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
10 Wisata di Kalimantan Barat yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Lebaran
-
Detik-Detik Perkelahian Maut di Sungai Rengas yang Membuat Pemuda 24 Tahun Meregang Nyawa
-
Tips Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Ramadan dan Pentingnya Puasa Syawal
-
BRImo Hadirkan Kemudahan Transaksi Digital Sepanjang Libur Lebaran 2025
-
Komitmen Perluas Inklusi Keuangan, 1 Juta AgenBRILink BRI Siap Tangani Transaksi dan Pembayaran