SuaraKalbar.id - Belajar dari kasus para pengungsi Rohingya yang berdatangan ke Aceh, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku serius dalam memberikan perhatiannya terhadap masalah perbatasan di Tanah Air. Hal yang sama juga dilakukan oleh Presiden Joko Wiodo (Jokowi).
“Misal, laut di sebelah timur Sumatera, banyak pengungsi Rohingya masuk ke Aceh. Kemudian juga perbatasan laut di Sulawesi, sebelahnya dengan Filipina Selatan. Kemudian juga di perbatasan dengan Timor Leste dan Papua Nugini jalur lautnya rentan,” ujarnya saat kunjungan kerja ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu.
“Pak Presiden ini sangat perhatian kepada masalah perbatasan dan itu bukan hanya klise omong-omong saja, betul-betul riil dilaksanakan,” kata Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) itu.
Untuk jalur darat, dirinya menyoroti Pulau Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Pulau Papua yang berbatasan Papua Nugini, dan Nusa Tenggara Timur yang berbatasan darat dengan Timor Leste.
Baca Juga: Akan Dibuka Jokowi, Massa Kongres HMI di Pontianak Malah Rusuh: Maka Jangan Salahkan Kami ....
Menurut Tito, lalu lintas di daerah-daerah itu harus diawasi karena berpengaruh besar untuk kedaulatan negara.
Jika tidak bisa diawasi, kata dia, maka kemungkinan hal buruk masuk ke dalam negara.
"Ya kalau semuanya baik-baik, kalau seandainya tidak baik, terjadi lalu lintas orang yang ilegal, human trafficking (perdagangan orang), barang berbahaya narkoba, senpi (senjata api), bahan peledak dan penyelundupan yang berakibat ekonomi,” kata Tito.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga menyampaikan soal masalah pemerataan pembangunan daerah perbatasan.
Menurut Tito, ketidakadilan pembangunan bisa mengikis nasionalisme sehingga negara melalui BNPP gencar memperhatikan hal itu.
“Nasionalisme berkurang akan rawan, spesifik negara kita membentuk badan yang menangani masalah perbatasan yang kompleks. Bandingkan dengan Singapura, mengurusi perbatasan mudah sekali satu pulau. Maka, (Indonesia) perlu dibentuk badan sendiri dan badan ini bersifat koordinatif,” kata dia.
Berita Terkait
-
Tak Mau Ganggu Waktu Libur Staf, Tito Karnavian Enggan Gelar Open House
-
Reporter TV Pro-Putin Tewas Diledakkan Ranjau di Perbatasan Rusia-Ukraina
-
Bansos Lebaran Cair! DPR Ungkap Jadwal dan Cara Cek Penerima PKH dan BPNT
-
Perbatasan Lebanon-Suriah Memanas: Gencatan Senjata Disepakati Setelah 2 Hari Bentrokan Maut
-
Miliki Potensi Besar, Mendagri: Indonesia Emas 2045 Bakal Tercapai
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Rute dari Pontianak ke Danau Sentarum Kapuas Hulu, Lengkap dengan Pilihan Transportasi
-
Rute Pontianak ke Singkawang: Jarak, Durasi, hingga Moda Transportasi
-
Pontianak ke Putussibau: Jarak, Waktu Tempuh, dan Pilihan Transportasinya
-
Rumah Kosong Sejak Sebelum Ramadan, Ini Kata Ketua RT soal Keluarga Priguna Anugerah di Pontianak
-
Rumah Dokter PPDS Priguna di Pontianak Tampak Kosong, Ini Kata Tetangga