Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 23 Desember 2023 | 16:30 WIB
Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus (Suara.com/Maria)

SuaraKalbar.id - Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus soroti persoalan money politic atau politik uang jelang perayaan hari raya natal dan pesta politik.

Hal tersebut disampaikan saat bertemu dengan awak media di gedung baru Keuskupan Agung Pontianak yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat, Pontianak, Kalimantan Barat pada Jum’at (22/12/2023) siang.

“Jadi perayaan natal pada tahun ini berbarengan dengan persiapan kita sebagai bangsa Indonesia menyambut pemilihan Presiden dan legislatif yang akan datang. Tentu persiwa ini sangat menggembirakan dan sering disebut sebagai pesta demokrasi,” ujar Uskup Agustinus, satu tokoh agama Katolik di Pontianak.

Uskup Agustinus menyebutkan ada kemungkinan hal yang tak diinginkan terjadi dalam proses memilih dan terpilihnya calon pemimpin negara.

Baca Juga: Febriyanti Penyanyi Lagu Dayak Sekadau 'Yun Ditayun' Ikut Audisi X Factor Indonesia, Begini Respon Juri

“Oleh karena itu, dengan mengedepankan kemuliaan Tuhan di atas segala-galanya, orang Kristiani tentu tidak setuju dengan otoritas siapapun yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya,” tambah Uskup.

Dalam pertemuan tersebut, Uskup sempat menyoroti soal politik uang yang dinilai menghina masyarakat miskin.

"Bahkan money politik itu bagi saya penghinaan bagi orang miskin, karena mentang-mentang orang miskin dikasih duit untuk ikut apa yang dia suka," tegas Uskup.

Uskup Agustinus menyebutkan bahwa cara kerja money politic dianggap sebagai bentuk membungkam suara masyarakat.

"Bagi saya ini bukan hanya membeli, tapi menghina sakan-akan orang miskin tidak punya hak untuk ikut demokrasi sesuai dengan adil berani nya," lanjutnya.

Baca Juga: TKD Prabowo-Gibran Ungkap Isu Utama di Kalbar: Jalan Rusak dan Kekurangan Listrik

Menurutnya, keputusan memilih seharusnya menjadi hak masing-masing masyarakat sehingga tak seharusnya dibungkam oleh uang.

"Bagu kami orang Katolik, pilihlah sesuai dengan hati nurani. Tak satu orang pun, tidak ada otorisai mana pun yang boleh memaksa orang lain untuk mengikuti kehendaknya," ujar Uskup.

Selain itu, Uskup berharap agar pesta politik nantinya dapat berjalan dengan damai dan mengutamakan kepentingan masyarakat Indonesia.

"Saya tentu doakan agar bagaimanapun proses ini berjalan, tidak akan ada perkelahian dan sebagainya, dan demi kebanyakan orang banyak. Mungkin ini yang bisa saya sampaikan, saya juga mendoakan agar kedamaian yang disampaikan oleh para mereka (pemimpin) dan para manusia tidak disamarkan oleh kepentingan politik sesat yang menghalalkan segala caranya," tutup Uskup.

Kontributor : Maria

Load More