Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 12 Februari 2024 | 19:12 WIB
Penampakan Pulau Gelam. (Tim Liputan Investigasi)

Jenis penyu hijau (chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricate) kerap ditemukan di pulau-pulau dengan pasir putih di Kalbar. Penyu hijau tercatat menjadi penghuni tetap sejak lama, terutama untuk bertelur di pulau itu.

Tidak ada data resmi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalbar berapa jumlah pasti populasi penyu hijau dan penyu sisik di Pulau Gelam. Namun dari keterangan nelayan, penyu bisa ditemui di sekitaran pulau-pulau kecil perairan Kendawangan. Seperti Pulau Gelam, Pulau Cempedak, Gambar, Pulau Bawal hingga Pulau Penabung.

Tim liputan bertemu Salmin. Pria 41 ini merupakan penduduk Pulau Cempedak. Ia mencari ikan di sekitaran Pulau Gelam.

Pulau Gelam menjadi salah satu area pencarian ikan favorit Salmin dan nelayan lain. Potensi besar lobster, rajungan (sejenis kepiting air laut) hingga ikan popular (baronang, bawal, dll) gampang ditemukan dengan jumlah besar.

Sementara untuk penyu masih bisa ditemukan di perairan Kendawangan. Penyu terbanyak menurut Salmin ada di Pulau Cempedek. Untuk Pulau Gelam, penyu hanya bisa ditemukan diperairannya saja.

Baca Juga: Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam

Tak hanya penyu, dugong juga hidup disekitaran Pulau Gelam. Namun, tak banyak memang penyu ‘mendarat’ di Pulau Gelam dalam beberapa tahun ini. Apalagi kata nelayan sejak adat alat-alat tambang, penyu tak pernah terlihat sama sekali.

Bisa dikatakan penyu-penyu makin sulit ditemukan di Pulau Gelam. Bahkan, dulunya sering naik ke daratan pulau, kini hampir tak ada penyu membuat sarang di pulau tersebut.

Tim juga menjumpai Arsyad (47). Arsyad dulu pemburu penyu. Area pencariannya hampir di seluruh perairan Indonesia. Saat itu, belum ada regulasi pelarangan penangkapan penyu. Perairan Ketapang salah satu area penyu biasanya berkumpul. Terutama di sekitaran pulau-pulau kecil, Pulau Gelam salah satunya.

Ia sangat tahu di mana dan jalur mana biasanya penyu Pulau Gelam berada. Sebelum perusahaan masuk, penyu kerap lalu lalang dan naik ke Pulau Gelam dan sekitarnya. Jika ditanya apakah ada sarang penyu di Pulau Gelam, Arsyad dengan tegas menjawab tidak ada lagi.

Ia sangat tahu kondisi di sana. Jika ia melaut, ia bersama anak istrinya menginap di Pulau Gelam. Menghabiskan waktu berhari-hari di pulau itu. Ia ‘menunggu’ ikan berkumpul di malam hari.

Baca Juga: Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan

Pulau Gelam dan sekitarnya masih menjadi tumpuan warga pulau sekitar, seperti Pulau Cempedak dan Pulau Bawal yang berprofesi sebagai nelayan. Salmin maupun Arsyad resah saat tambang dikabarkan akan segera melakukan eksploitasi masif.

Mereka tahu bahwa aktivitas tambang sarat akan bahayan limbah yang bisa mencemari laut. Kekhawatiran Arsyad dan Salmin cukup beralasan. Mereka adalah nelayan yang menggantungkan nasib hidupnya di perairan Kendawangan untuk menyambung hidup usai tak lagi menjadi pemburu penyu. Mereka beranggapan jika tambang melakukan ekploitasi di Pulau Gelam, area mata pencarian akan tergerus.

“Habis sudah,” ucap mereka.

Tambang dan Habitat Penyu

Penampakan penyu di Pulau Cempedak. (Tim Liputan Investigasi)

Tahun 2021, dua perusahaan tersebut memperoleh izin ekplorasi pasir kuarsa secara resmi dari pemerintah pusat.

Jika tak ada kendala, dua perusahaan itu kabarnya segera meningkatkan kegiatan tambangnya menjadi eksploitasi lebih lanjut. Meski banyak penolakan, hingga ancaman lingkungan dan sosial yang ditimbulkan maupun yang bisa terjadi. Laporan warga pun menyebut aktivitas tambang masih berlangsung hingga saat ini.

Di satu sisi, Pulau Gelam merupakan tempat hidup satwa dan habitat yang dilindungi, salah satunya penyu hijau dan sisik. Ini sesuai Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Load More