SuaraKalbar.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Bareskrim Polri berhasil mengungkap kasus pertambangan emas ilegal yang melibatkan seorang warga negara asing (WNA) asal China di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Tersangka yang berinisial YH ditangkap karena terlibat dalam kegiatan penambangan tanpa izin yang merugikan negara.
"Ditemukan adanya aktivitas tanpa izin yang terjadi di tempat kejadian perkara yang dilakukan oleh tersangka inisial YH," ungkap Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi, dalam sebuah konferensi pers bertajuk "Penegakan Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara".
Menurut Sunindyo, penyidik dari PPNS Minerba bersama Korwas PPNS Bareskrim Polri melakukan pengawasan dan penelitian intensif terhadap kegiatan penambangan ilegal bijih emas di bawah tanah.
Baca Juga: Tambang Emas Ilegal di Hulu Sungai Kapuas Merusak Taman Nasional, Balai Besar TNBKDS Siap Tertibkan
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa tersangka menggunakan lubang tambang dalam yang masih dalam masa pemeliharaan dan tidak memiliki izin operasi produksi.
"Modus yang digunakan dalam tindak pidana ini adalah memanfaatkan lubang tambang dalam yang masih dalam masa pemeliharaan dan tidak memiliki izin operasi produksi," jelas Sunindyo.
Lebih lanjut, pihak berwenang menemukan sejumlah barang bukti yang mendukung kasus ini, termasuk alat ketok/labeling, cetakan emas, saringan emas, induction smelting, serta alat berat berupa lower loader dan dump truck listrik.
Proses pemurnian bijih emas dilakukan di dalam terowongan, dan hasilnya dibawa ke luar lubang dalam bentuk dore/bullion emas untuk dijual.
Kementerian ESDM masih melakukan pendalaman terkait total berat emas yang telah diproduksi, menghitung kerugian negara, dan mendalami tempat penjualan hasil pertambangan ilegal tersebut.
Baca Juga: Viral Penemuan Mayat Mengapung di Parit Jalan Ketapang Pontianak
Atas perbuatannya, tersangka YH dijerat dengan Pasal 158 UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba, dengan ancaman hukuman maksimum lima tahun penjara dan denda maksimum Rp100 miliar. Meskipun demikian, investigasi ini masih membuka peluang untuk pengembangan kasus pidana di luar Undang-Undang Minerba.
Berita Terkait
-
Momen Prabowo Tanya WNI di Beijing Saat Kunjungan Perdana ke China: Kamu Belajar Apa?
-
Telepon Pengacara Donald Trump Disadap Peretas dari China
-
Kunker Perdana ke China, Presiden Prabowo Dihadiahi Bunga Buket dari Anak Kecil
-
4 Fakta Neo Hou, Pemeran Fangs of Fortune yang Ternyata Mantan Trainee SM
-
Merdeka Copper Gold Kantongi Produksi Emas 30.522 Ounces di Kuartal III 2024
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Manjakani Rilis Single Berlayar sebagai Pembuka Menuju Album Baru
-
Beras Berstiker Ria Norsan-Krisantus Kurniawan Ditemukan di Sambas, Relawan Midji-Didi Laporkan ke Bawaslu
-
Dramatis! Lansia Hilang 3 Hari di Desa Pak Utan Bengkayang, Korban Ditemukan dalam Kondisi Lemas
-
Gempa Magnitudo 2,5 Guncang Kendawangan, Kabupaten Ketapang
-
Polda Kalbar Gerebek Kampung Beting, Ungkap Sarang Judi Online dan Pengguna Narkoba