SuaraKalbar.id - Belakangan ini isu mengenai pemotongan jatah makan gratis yang awalnya dianggarkan Rp 15.000 ribu per siswa dipangkas menjadi Rp 7.500.
Sebelumnya Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan menyebutkan dirinya diajak ikut berdiskusi terkait program makan siang gratis untuk siswa dari tim sinkronisasi Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Salah satu pembahasan yaitu mengenai keinginan Prabowo dalam mengefisien anggaran yang telah ditentukan senilai Rp 71 triliun agar berhasil digunakan secara maksimal untuk menjangkau sebanyak mungkin siswa.
"Yang saya mau sharing itu adalah angka itu memang dibahas dengan Pak Prabowo gitu, yang dikomunikasikan ke saya. Angka Rp 71 triliun dan defisit 2,5 persen bukan ke 3 persen ataupun 3,5 persen gitu," ujar Heriyanto dikutip dari Suara.com.
Baca Juga: 10 Studio Foto Terdekat di Pontianak
Dari diskusi yang dilakukan, terdapat keinginan pihak Prabowo untuk memaksimalkan program makan siang gratis tanpa perlu menambahkan atau mengurangi pagu anggaran, salah satunya dengan memangkas anggaran dari Rp 15.000 menjadi Rp 7.500 per siswa.
"Mungkin ke Rp 9.000, ke Rp 7.500 kira-kira begitu. Dan kita bisa pahami kalau sebagai politisi, tentunya beliau mau programnya itu menyentuh sebayak mungkin rakyat," pungkasnya.
Terkait viralnya kabar pemangkasan biaya makan siang tersebut, seorang staff katering di Pontianak, Dika menyebutkan bahwa anggaran Rp 7.500 masih mungkin untuk mendapatkan 1 porsi makan.
"Kalau Rp 7.500 itu dapatnya sih nasi, daun ubi (singkong), tempe, sama tahu palingan," ujar Dika, staff katering yang berada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, saat dikonfirmasi Suara.com pada Minggu (21/07/2024).
Selain itu, dirinya menyebutkan jika menaikkan harga menjadi Rp 15.000 per porsi maka akan mendapatkan tambahan lauk berupa sepotong kecil daging rendang dan sambal. Meskipun demikian, ia tak memungkiri hal tersebut hanya akan menambah keuntungan yang sedikit bagi pihak katering
Baca Juga: 3 Mall Terdekat di Pontianak
"Belum ada untungnya. Kalo ada untung pun palingan tipis. Warga daerah sini aja kalau mau pesan nasi itu ya minimal Rp 30.000 per porsi. Masa ini yang kelasnya program pusat budgetnya cum Rp 7.500 per porsi," ujarnya.
Siska, salah satu orang tua siswa SMP yang berada di Kota Pontianak menyebutkan cukup terkejut dengan adanya pemangkasan yang mungkin terjadi terhadap jatah makan siang tersebut.
"Waduh kalau jadi Rp 7.500 mending gak usah dari awal dibilang mau bikin program makan siang pas nyalon capres," ujar Siska.
Siska sendiri tampak menyayangkan jika terjadi penurunan nominal jatah makan gratis sehingga menilai akan lebih baik jika pemerintah nantinya memberikan dalam bentuk uang saku.
"Kalau dikasi bentuk 'mentah' (uang, red) sih gapapa ya. Hitung-hitung nambah uang jajan siswanya jadi bisa buat tambah uang dari orang tua terus beli makan di kantin (sekolah)," tambahnya.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya bahwa Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran menyatakan bahwa isu anggaran makan bergizi gratis yang dipangkas menjadi Rp7.500 per porsi tidak benar karena belum ada keputusan resmi. Hasan Nasbi, Anggota Bidang Komunikasi Tim tersebut, menjelaskan bahwa program ini masih dalam tahap riset dan uji coba di beberapa daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun. Riset ini bertujuan untuk memastikan kecukupan gizi dan optimalisasi jumlah penerima program.
Hasan menambahkan bahwa ahli gizi terlibat dalam menentukan menu yang sesuai, sehingga anggaran per porsi belum bisa dipastikan. Harga akan bergantung pada ketersediaan bahan pangan di berbagai daerah. Program ini diujicobakan selama dua hingga tiga bulan ke depan untuk mencapai tujuan ketercukupan gizi dan jangkauan penerima manfaat yang luas.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyebutkan bahwa anggaran Rp7.500 per porsi dinilai cukup untuk beberapa daerah, meskipun kebijakan ini masih dalam tahap penyusunan. Nominal tersebut dianggap cukup besar di beberapa daerah tergantung harga bahan makanan dan tingkat kemahalan setempat.
Kontributor : Maria
Berita Terkait
-
Kawal Program Makan Bergizi Gratis, BGN Tempatkan Ahli Gizi di Seluruh Indonesia
-
Mengintip Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Lingkungan Sekolah Lanud Halim Perdanakusuma
-
Sebut 20 % Dana Pemerintah buat Bahan Baku Makan Bergizi Gratis, Mendes Yandri: Jangan sampai Desa Cuma jadi Penonton
-
KKP dan Kemendes PDTT Kerja Sama Bangun Desa Agar Bisa Hasilkan Ikan untuk Makan Bergizi Gratis
-
Keluhkan Menu Makan Siang Gratis, Siswa SMA Mendadak Bikin Video Permintaan Maaf: Aneh Ya..
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Kecelakaan Tragis di Jalan Trans Kalimantan: Seorang Pengendara Motor Tewas di Tempat
-
Aston Pontianak Ajak Masyarakat Meriahkan Pilkada Serentak dengan Promo Menarik dan Tantangan Kreatif
-
Banjir Kembali Rendam Desa Darit Landak, Ketinggian Air Capai 80 Centimeter
-
Ngeri! Ngaku Lihat Pria Lain di Kamar Istri, Suami di Kalbar Ngamuk Bacok 3 Orang
-
Dirut BRI Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities