Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 17 Maret 2025 | 21:44 WIB
Ilustrasi senjata suku dayak - Arsip upacara adat Mamat menjadi salah satu ritual sakral dan akbar bagi Suku Dayak Kenyah di Kalimantan [SuaraKaltim.id/Istimewa]

Dohong digunakan untuk pertarungan jarak dekat, berburu, dan bercocok tanam pada masa lalu.

Kini, senjata ini menjadi benda pusaka yang langka, hanya dimiliki oleh tokoh adat seperti basir atau damang, dan sering muncul dalam ritual seperti upacara Tiwah.

Proses pembuatannya harus selesai dalam waktu ganjil, mencerminkan kepercayaan spiritual masyarakat Dayak.

Kesimpulan

Senjata tradisional suku Dayak—Mandau, Sumpit, Talawang, Lonjo, dan Dohong—adalah bukti nyata kekayaan budaya dan keterampilan mereka.

Baca Juga: Komisi Informasi Kalbar Dorong Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Keterbukaan Informasi Jelang Idul Fitri

Dari fungsi praktis seperti berburu dan berperang hingga nilai simbolis sebagai identitas dan warisan leluhur, senjata-senjata ini terus dilestarikan.

Sumber kredibel seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, buku sejarah, dan tradisi lisan memperkuat pemahaman kita tentang pentingnya senjata ini.

Di era modern, senjata Dayak tidak lagi digunakan untuk perang, tetapi tetap hidup dalam upacara adat, festival budaya, dan sebagai bagian dari jati diri suku Dayak yang gagah berani.

Load More