SuaraKalbar.id - Uranium adalah salah satu unsur kimia yang sangat penting dalam dunia modern, khususnya dalam bidang energi dan pertahanan.
Unsur ini memiliki simbol kimia U dan nomor atom 92 dalam tabel periodik.
Uranium termasuk ke dalam kelompok logam berat berwarna keperakan yang bersifat radioaktif.
Potensi energi dari uranium sangat besar, sehingga banyak negara di dunia mengandalkannya sebagai bahan bakar utama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Apa Itu Uranium?
Uranium secara alami ditemukan dalam batuan, tanah, dan air.
Di alam, uranium terdiri dari tiga isotop utama:
- Uranium-238 (U-238): Paling melimpah di alam (sekitar 99%), tapi kurang reaktif.
- Uranium-235 (U-235): Isotop inilah yang paling penting karena mampu mengalami reaksi fisi nuklir, yaitu proses memecah inti atom yang menghasilkan energi besar.
- Uranium-234 (U-234): Hasil peluruhan dari U-238, dan berjumlah sangat sedikit.
Karena sifat radioaktifnya, uranium harus ditambang, diproses, dan diperkaya terlebih dahulu sebelum dapat digunakan dalam reaktor nuklir.
Kegunaan Uranium
- Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN):
Penggunaan utama uranium adalah untuk membangkitkan listrik. PLTN yang menggunakan uranium-235 dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca. Inilah yang menjadikan energi nuklir sebagai solusi potensial untuk menghadapi krisis iklim. - Bidang Pertahanan dan Militer:
Uranium dipakai dalam pembuatan senjata nuklir dan pelindung tank atau kapal selam nuklir, terutama yang menggunakan uranium tingkat tinggi (highly enriched uranium – HEU). - Bidang Kesehatan dan Industri:
Uranium juga dimanfaatkan dalam bidang medis (misalnya, untuk produksi radioisotop) dan industri (misalnya, sebagai pelacak dalam deteksi kebocoran pipa bawah tanah).
Potensi Uranium di Indonesia
Indonesia sebenarnya bukan negara asing dalam hal cadangan bahan tambang strategis.
Namun, potensi uranium jarang dibahas di ruang publik.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Regulasi Uranium, Kalbar Bakal Jadi Pusat Nuklir Indonesia?
Hal ini berubah sejak PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa Indonesia memiliki cadangan uranium sekitar 24 ribu ton di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Data tersebut tertuang dalam dokumen resmi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, yang menyebutkan bahwa Melawi menyimpan potensi uranium/thorium yang sangat besar.
Menurut Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi Kalimantan Barat, potensi tersebut mencapai sekitar 24.112 ton, sebuah angka yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kebutuhan energi nasional.
Tantangan Pemanfaatan Uranium
Meskipun uranium menjanjikan sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan, pemanfaatannya di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan:
- Belum Ada PLTN Aktif di Indonesia:
Hingga kini, Indonesia belum memiliki satu pun PLTN yang beroperasi. Pemerintah masih dalam tahap penyusunan kebijakan dan studi kelayakan. - Kekhawatiran Publik:
Isu keselamatan dan risiko kebocoran radiasi membuat sebagian masyarakat ragu terhadap PLTN. Contoh buruk seperti bencana Chernobyl dan Fukushima masih membekas dalam memori publik. - Regulasi dan Infrastruktur:
Dibutuhkan regulasi ketat, teknologi canggih, serta tenaga ahli yang berkompeten untuk bisa mengelola uranium secara aman dan efisien.
Prospek Energi Nuklir Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM sebenarnya sudah mulai menyiapkan kerangka hukum.
Salah satunya dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 85.K/TL.01/MEM.L/2025 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional, yang membuka jalan bagi pengembangan energi nuklir.
PLN juga menunjukkan komitmen melalui Program Accelerated Renewable Energy Development (ARED), yang menempatkan energi nuklir sebagai salah satu opsi untuk pembangkit listrik baseload (beroperasi terus-menerus) tanpa emisi karbon.
Uranium adalah bahan tambang strategis yang menyimpan potensi luar biasa untuk menyuplai energi bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Dengan cadangan besar di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain energi nuklir di masa depan.
Namun, diperlukan langkah hati-hati melalui kajian ilmiah, regulasi yang kuat, serta keterlibatan publik untuk memastikan bahwa pengembangan energi nuklir berjalan aman dan memberikan manfaat besar bagi pembangunan nasional.
Berita Terkait
-
Pemerintah Siapkan Regulasi Uranium, Kalbar Bakal Jadi Pusat Nuklir Indonesia?
-
SPMB Kalbar 2025 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Prosedur Lengkap Pendaftaran SMA dan SMK
-
Detik-detik Tragis Balita di Singkawang Meregang Nyawa, Pelaku Bekap Korban dan Masukkan ke Karung
-
Balas Dendam Jadi Alasan Pelaku Habisi Nyawa Balita di Singkawang
-
Bocah 1 Tahun 11 Bulan yang Hilang di Singkawang Ditemukan Meninggal Dunia di Depan Masjid
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
Pilihan
-
Bobotoh Diminta Serbu GBLA! Marc Klok: Di Bandung, Lawan Tidak Akan Dapat Apa-Apa!
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
-
9 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Memori Besar Terupdate Agustus 2025
Terkini
-
Level Up Karier Bersama BRI, Pendaftaran BFLP 2025 Resmi Dibuka
-
BRI Singapore Branch Cetak Rekor! Laba Meroket 123%, Aset Sentuh USD 3 Miliar
-
Kisah Pemuda 21 Tahun yang Tak Gengsi Berjualan Sayur Demi Keluarga
-
Kasus Kekerasan Seksual Anak di Pontianak, Paman Tiri Terancam 15 Tahun Penjara
-
Pemkot Pontianak Bentuk Satgas untuk Bersihkan Premanisme