- Tradisi bakar jagung malam Tahun Baru merupakan kebiasaan umum di berbagai daerah Indonesia sebagai bentuk refleksi dan syukur.
- Aktivitas memanggang jagung bersama melambangkan penguatan kebersamaan, keakraban, dan semangat gotong royong antarmanusia.
- Proses pembakaran jagung diyakini merepresentasikan pembersihan diri serta menyambut tahun baru dengan harapan baru.
SuaraKalbar.id - Menjelang pergantian tahun, masyarakat Indonesia memiliki beragam cara untuk merayakannya. Salah satu tradisi yang paling akrab dan mudah ditemui adalah bakar jagung pada malam Tahun Baru.
Meski tampak sederhana, tradisi ini menyimpan makna filosofis yang kuat dan telah mengakar di berbagai daerah, mulai dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Kalimantan Barat.
Tradisi bakar jagung bukan sekadar aktivitas kuliner musiman. Ia telah menjadi simbol kebersamaan, refleksi diri, serta ungkapan rasa syukur atas perjalanan hidup yang telah dilalui sepanjang tahun. Tak heran jika kegiatan ini tetap lestari meski zaman terus berubah dan pilihan hiburan semakin modern.
Melansir suarakalbar, berikut beberapa makna yang terkandung di dalamnya:
1. Simbol Kebersamaan dan Kekeluargaan
Bakar jagung biasanya dilakukan secara berkelompok, bersama keluarga, tetangga, atau sahabat. Proses menyiapkan api, memanggang, hingga menyantap jagung bersama melambangkan kebersamaan, keakraban, dan gotong royong. Ini menjadi momen mempererat hubungan sosial setelah setahun disibukkan oleh aktivitas masing-masing.
2. Ungkapan Syukur
Jagung sebagai hasil bumi merepresentasikan rezeki dan anugerah Tuhan. Membakarnya dan menikmatinya bersama menjadi simbol rasa syukur atas kehidupan, kesehatan, dan penghidupan yang telah dijalani sepanjang tahun yang akan berakhir.
3. Refleksi dan Harapan Baru
Api dalam tradisi bakar jagung sering dimaknai sebagai simbol pembersihan dan semangat baru. Tahun yang lama “dibakar” bersama segala kesulitan dan kegagalannya, sementara tahun yang baru disambut dengan harapan, doa, dan tekad yang lebih baik.
4. Kesederhanaan dalam Merayakan Waktu
Tradisi ini menegaskan bahwa kebahagiaan tidak selalu harus dirayakan secara mewah. Dengan jagung, api, dan kebersamaan, masyarakat menunjukkan nilai kesederhanaan, kehangatan, dan keikhlasan dalam menyambut pergantian tahun.
5. Pelestarian Nilai Budaya Lokal
Meski bukan tradisi adat khusus, bakar jagung telah menjadi tradisi sosial yang diwariskan lintas generasi. Ia mencerminkan kearifan lokal, terutama di daerah agraris, yang dekat dengan alam dan hasil pertanian.
Secara keseluruhan, makna tradisi bakar jagung malam Tahun Baru bukan sekadar kegiatan makan bersama, melainkan simbol persaudaraan, rasa syukur, refleksi diri, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Makna Tradisi Bakar Jagung Malam Tahun Baru: Simbol Kebersamaan hingga Harapan Baru
-
Rekayasa Lalu Lintas Malam Tahun Baru di Pontianak: Ini Skema dan Jam Penerapannya
-
Imbauan BMKG Kalbar: Waspada Cuaca Ekstrem Akhir Desember 2025
-
UMK Pontianak 2026 Naik Rp 180 Ribu, Jadi Rp 3,2 Juta
-
Jukir Liar di Kawasan Parkir Gratis PSP Diamankan