SuaraKalbar.id - Panca Widiya Nursanti, Guru SMK 3 Pontianak terdata sebagai salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Sang suami, Syarif Rafik Yusuf Al Idrus dijadwalkan akan berangkat ke Jakarta pada Senin (11/1/2021) pukul 16.00 WIB guna membantu proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Sebelum meninggalkan Bandara Internasional Supadio Pontianak, Syarif ang berangkat sendirian harus menjalani swab PCR terlebih dahulu pada pukul 15.00 WIB.
“Saya harus tahu dengan kondisi yang ada, ini alasan saya ke Jakarta,” tutur Rafik kepada sejumlah wartawan di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ-182 Pontianak.
Baca Juga:Daftar Daerah yang Terapkan PPKM Jawa-Bali
Ia belum bisa memastikan berapa lama menunggu kepastian hasil identifikasi di Laboratorium DNA, Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Jalan Cipinang Baru, Jakarta Timur.
“Saya akan kembali lagi ke Pontianak tunggu ada jawaban yang pasti,” katanya.
Ia mengaku pasrah dengan musibah ini. Baginya, tidak ada pihak yang perlu disalahkan.
“Ini sudah kehendak-Nya. Saya ikhlas. Tapi saya ke Jakarta untuk memastikan kondisi istri saya,” lirihnya.
Ia mengatakan, sampel DNA anaknya sudah diambil dan dikirim ke Laboratorium DNA untuk proses identifikasi terkait keberadaan Panca Widiya Nursanti.
Baca Juga:Keluarga Penumpang Sriwijaya Air: Kami Masih Mengharapkan Kabar Baik
Nantinya, kata Rafik, apa pun yang ditemukan berkaitan dengan istrinya akan dibawa pulang ke kediaman.
"Harapannya begitu. Ini untuk menjelaskan kepada keluarga yang ada di Pontianak, maupun keluarganya yang ada di Tegal serta kerabat,” tuturnya.
Rafik bercerita, semula ia sekeluarga merencanakan liburan. Namun karena ada kebijakan yang mengatur soal kewajiban tes swab PCR, niat itu dibatalkan. Namun, hanya istrinya yang pulang ke Tegal, Jawa Tengah.
"Hanya istri saya yang berangkat ke Tegal. Untuk kembali ke Pontianak, dia melalui Jakarta pakai pesawat Sriwijaya Air SJ 182," jelas Rafiq.
Kontributor : Ocsya Ade CP