SuaraKalbar.id - Fakta tragedi Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 silam perlahan mulai terungkap.
Terkini, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memastikan kalau Sriwijaya Air SJ 182 tidak meledak di udara.
Soerjanto menjelaskan data kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) menunjukkan sejak ketinggian berkurang, kecepatan pesawat bertambah, sedangkan kecepatan 115 knots di data flightradar.24 merupakan ground speed.
Temuan awal, menunjukkan puing pesawat tipe Boeing 737-500 tersebar di lebar 80 meter, panjang 110 meter kedalaman 16-23 meter di mana beberapa bagian mewakili seluruh bagian di depan hingga belakang.
Baca Juga:Dirut Sriwijaya Air: Almarhum Kapten Afwan Merupakan Panutan Kami
“Pesawat ini tidak mengalami ledakan sebelum membentur air. Pesawat secara utuh membentur air, tidak ada pecah di udara,” ujarnya dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Selain itu, lanjut dia, mesin di turbin masih dalam keadaan hidup, kondisinya rontok ada indikasi masih berputar ketika membentur air.
Lebih jauh, Soerjanto Tjahjono juga membantah kalau Sriwijaya Air SJ 182 mengalami full stall seperti yang ramai diperbincangkan oleh di media sosial, terutama Youtube.
“Ada dua media sosial yang mengatakan ada kejanggalan pada pukul 7.40 UTC (14.40 WIB) pesawat Boeing 737 dengan kecepatan 115 knot secara teoretikal itu sudah ‘stall’ jadi ‘moment of truth’ pesawat ini sudah ‘stall’. Hal ini tidak benar," ungkapnya.
KNKT telah mengunduh data kotak hitam Flight Data Recorder pesawat Sriwijaya Air SJ182 sejak ditemukan pada 13 Januari 2021. Terdapat 370 parameter dan semua dalam kondisi baik.
Baca Juga:Jenazah Kapten Afwan Tiba di Cibinong, Akan Dimakamkan di TMP Pondok Rajeg
KNKT menyatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Senin (9/1) pukul 14.40 WIB. KNKT telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).
Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki. [Antara]