Heboh Warga Serbu Gunung Emas, Ini Kisah di Baliknya

Para warga terlihat berlomba-berlomba mengeruk emas

Husna Rahmayunita | Hikmawan Muhamad Firdaus
Sabtu, 13 Maret 2021 | 18:26 WIB
Heboh Warga Serbu Gunung Emas, Ini Kisah di Baliknya
Warga serbu gunung emas.(Twitter)

SuaraKalbar.id - Baru-baru ini, video yang menampilkan sekelompok warga menyerbu gunung emas viral di media sosial.

Para warga terlihat berlomba-berlomba mengeruk emas dari gunung menggunakan berbagai alat yang mereka bawa.

Video itu salah satunya dibagikan oleh pengguna akun Twitter Algohbary. Setelah viral dan menjadi sorotan, terungkap fakta di balik aktivitas warga menyerbu gunung emas.

Usut punya usut, peristiwa itu terjadi di gunung emas yang terletak di Luhihi, provinsi Kivu Selatan Kongo atau sekitar lima kilometer dari arah Utara Bukav.  Warga menyerbu daerah tersebut setelah tahu ada tambang emas.

Baca Juga:Tolak Tambang Emas Trenggalek, Emil Dardak: Saya Berusaha Melindungi Rakyat

Menyadur Times Now News, Sabtu (13/2/2021, namun kekinian, gunung emas telah ditutup oleh Otoritas Republik Demokratik Kongo.

Dalam salah satu video yang beredar, warga menggali tanah menggunakan sekop lalumengekstraksinya. Bahkan ada yang menggunakan tangan kosong untuk menggali gunung emas tersebut.

Sementara, dalam video lanjutan warga setempat terlihat mencuci logam mulia tersebut dan mengumpulkannya dalam sebuah.

"Arus masuk para penambang sangat besar sehingga memberikan banyak tekanan pada desa kecil itu," kata Venant Burume Muhigirwa, Menteri Pertambangan Kivu Selatan.

Warga Kongo menggali emas di sebuah tambang.[Twitter]
Warga serbu gunung emas.[Twitter]

Dengan adanya kegiatan itu, pihak berwenang terpaksa melarang penambangan dan seluruh aktivitas di gunung emas ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Baca Juga:Perampokan Toko Perhiasan di Banyuwangi, Emas 3,7 Kg Amblas

Meskipun video tersebut viral pada awal bulan Maret ini, namun sebenarnya kejadian tersebut sudah terjadi sejak tanggal 27 Februari lalu.

Hal ini dikonfirmasi oleh kontributor BBC di Kongo, Byode Malenga. Ia menyatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada beberapa waktu sebelum videonya viral.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini