Curhat Kewalahan Tangani Pasien Corona, Dokter di Sintang Minta Lockdown

"Pasien berat-kritis semakin hari semakin tambah banyak," kata dia.

Husna Rahmayunita
Jum'at, 09 April 2021 | 07:39 WIB
Curhat Kewalahan Tangani Pasien Corona, Dokter di Sintang Minta Lockdown
Ilustrasi pasien Covid-19 meninggal. [Angela Weiss/AFP]

SuaraKalbar.id - Kasus positif COVID-19 di sejumlah daerah masih tinggi. Seperti halnya di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Jumlah kasus positif COVID-19 dikatakan meroket hingga membuat dokter kewalahan menanganinya.

Begitu yang dirasakan oleh dr Handriyani, seorang dokter paru di RSUD Ade M Djoen Sintang yang menjadi rumah sakit rujukan pasien COVID-19.

Ia membagikan keluh kesah melalui Instagram pribadinya. Saking merasa kelelahan, dia meminta agar pemerintah kabupaten setempat memberlakukan kebijakan lockdown dan menindak tegas pelanggar protokol kesehatan (prokes).

Baca Juga:Langgar Prokes, Polisi Suruh Warga Squat Jump di Balai Kota Sampai Tewas

Apalagi, kata dia, di saat pasien terus bertambah, stok obat di rumah sakit menipis. Para tenaga kesehatan tugasnya makin berat.

"Tak bisa seperti ini terus, pasien berat-kritis semakin hari semakin tambah banyak. Beban kerja tenaga kesehatan (nakes) sudah berlebihan. Obat-obatan di RS menipis. Tolong lakukan segera kebijakan lockdown pergerakan manusia, penegakan sanksi bagi yang melanggar prokes," curhatnya seperti dikutip dari Antara, Jumat (9/4/2021).

Petugas tenaga kesehatan beraktivitas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Minggu (15/11/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Petugas tenaga kesehatan beraktivitas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Minggu (15/11/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

Terkait curhatan dokter itu, Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rosa bukan suara.

Ia membantah klaim yang menyebut stok obat menipis. Menurutnya, ketersediaan obat di rumat sakit masih aman.

Kendati begitu, dia mengakui kalau beban kerja dokter yang merawat pasien corona bergejela berat memang lebih tinggi.

Baca Juga:Tinggal 1.442, RSD Wisma Atlet Makin Berkurang Dihuni Pasien Covid-19

"Sekarang kita selain beli, obat dapat bantuan dari Dinkes Kalbar. Beban kerja dalam menangani pasien COVID-19 bergejala berat, berbeda dengan pasien OTG. Kalau trend pasien meningkat, imbasnya ke tenaga medis, karena dengan penambahan tempat tidur pasien, harus ditambah juga tenaga medisnya," sambungnya.

Sementara itu, dr Kasino juga berkomentar. Ia mengatakan tenaga kesehatan yang minim diberikan shift berat tanpa istirahat, bisa collaps semua.

Terkait kondisi ini, Anggota DPR Sintang, Sandan mendesak Pemkab Sintang melakukan lockdown pergerakan manusia dari Kota Sintang ke daerah kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang.

Pasalnya, Sandan khawatir penyebaran COVID-19 yang sedang meningkat di Kota Sintang bisa menyebar sampai ke desa-desa di kecamatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini