Merliaty khawatir banyak masyarakat yang jadi korban bukan karena diterjang banjir, tapi karena kelaparan, kedinginan dan ketakutan.
“Kami tidak mau mereka jadi korban karena lapar, kedinginan dan ketakutan,” jelasnya.
Yang terlintas dalam pikirannya adalah segera bertindak dengan cara apa pun.
“Mungkin karena dulu saya anggota Resimen Mahasiswa, ya jadi terbawa dalam keseharian, apalagi kami sekolah Pamong Praja dididik untuk cepat bertindak dalam situasi darurat,” jelasnya.
Baca Juga:Tiba di Lembatta NTT, Presiden Jokowi Salat Jumat di Masjid Babul Jannah
Setelah tindakan nekad tersebut, Merliaty menggerakkan masyarakat dan volunteer untuk membuka Dapur PKK.
Merliaty mengontak para kenalannya untuk bersama-sama bergerak dan menjadi sukarelawan, menolong dengan dana maupun bahan mentah yang ada. Dan agar bantuan tidak tumpang tindih, dia berkoordinasi dengan Pemda, jaringan relawan.
Netizen di media sosial, Herry Tjahjono menyampaikan doa dan hormat untuk sang istri Bupati tersebut.
"Dia istri bupati yang layak dibanggakan oleh sang suami, tapi juga sekaligus ibu yang didambakan oleh warganya. Rakyat bukan hanya butuh pemimpin, tapi juga istri sang pemimpin yang sanggup dan tulus menjadi ibu bagi rakyat. Doa dan hormat untukmu ibu Merliaty..," tulis Herry Tjahjono.
Baca Juga:Terjang Lumpur Bantu Korban Bencana, Istri Bupati Sumba Timur Jadi Sorotan