Tradisi Ngayau Suku Dayak: Berburu dan Penggal Kepala Musuh

Tradisi ekstrem Suku Dayak.

Husna Rahmayunita
Jum'at, 11 Juni 2021 | 12:22 WIB
Tradisi Ngayau Suku Dayak: Berburu dan Penggal Kepala Musuh
Ilustrasi- Tradisi Ngayau Suku Dayak - Seorang warga suku dayak menganyam tikar dari rotan di Desa Setulang, Kabupaten Malinau, Kaltim, Minggu (13/5). (Antara/Yusran Uccang)

Perburuan ini biasanya dilakukan oleh kelompok kecil yang terdiri dari sepuluh sampai dua puluh laki-laki. Mereka bergerilya untuk menargetkan musuh.

Warga Suku Dayak melaksanakan Upacara Memelas Pusaka Dayak di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat. (Antara/Jessica Helena Wuysang)
Warga Suku Dayak melaksanakan Upacara Memelas Pusaka Dayak di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat. (Antara/Jessica Helena Wuysang)

Tradisi Ngayau kekinian sudah punah. Tradisi tersebut sudah dihapuskan dalam sebuah perjanjian bernama Perjanjian Tumbang Anoi.

Pada masa kolonial Belanda, yakni pada tahun 1974, Kepala suku Dayak Kahayan, Daman Batu, mengumpulkan sub-sub Suku Dayak.

Mereka mengadakan Musyawarah Damai Tumbang Anoi. Dalam musyawarah yang konon menghabiskan waktu berbulan-bulan tersebut, telah tercapai kata mufakat bahwa ngayau tidak lagi dilakukan di seluruh Kalimantan.

Baca Juga:Kepulauan Karimata, Surga Dunia di Kalimantan Barat yang Heboh Teror Bajak Laut

Hal ini disebabkan, tradisi ini dapat menyebabkan perselisihan di antara suku dayak dan suku lainnya

Itulah sejarah Tradisi Ngayau Suku Dayak yang ekstrem.

Kontributor : Sekar Jati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini