BMKG: 61 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Waspadai Potensi Karhutla di Tengah Cuaca Ekstrem

BMKG Supadio Pontianak memantau 61 titik panas di Kalbar, sinyal bahaya karhutla. Masyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran terbuka dan waspadai cuaca ekstrem.

Bella
Senin, 14 Juli 2025 | 21:38 WIB
BMKG: 61 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Waspadai Potensi Karhutla di Tengah Cuaca Ekstrem
Arsip - Petugas gabungan padamkan api saat Karhutla di Kubu Raya, Kalbar. (Ist)

SuaraKalbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mencatat sebanyak 61 titik panas yang tersebar di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dalam beberapa hari terakhir.

Fenomena ini menandai periode krusial rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang harus segera diantisipasi oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Supadio, Sutikno, menyatakan bahwa peningkatan jumlah titik panas ini merupakan peringatan dini atas potensi karhutla, terutama di tengah dinamika cuaca Kalbar yang masih sangat fluktuatif.

"Dengan semakin banyaknya terpantau titik panas di Kalbar, di mana kondisi ini menjadi peringatan dini meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah dinamika cuaca yang masih fluktuatif," kata Sutikno, Senin (14/7), di Sungai Raya.

Baca Juga:Kalbar Waspada Karhutla! BMKG Beri Peringatan Keras Hadapi Puncak Kemarau 2025

Menurut Sutikno, periode 14–20 Juli 2025 akan menjadi masa rawan yang patut diwaspadai.

Meski sejumlah wilayah masih diguyur hujan, potensi karhutla tetap tinggi karena curah hujan tidak merata dan sering kali diselingi cuaca panas terik.

"Periode 14 sampai 20 Juli 2025, wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami kemudahan terjadinya karhutla. Ini menjadi perhatian bersama, terutama agar masyarakat tidak melakukan pembakaran terbuka dalam bentuk apa pun," ujarnya.

BMKG juga melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, wilayah Kalbar mengalami hujan ringan hingga sangat lebat.

Ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat akan terus terjadi hingga 16 Juli, disertai petir dan angin kencang di beberapa lokasi, khususnya pada siang hingga sore hari.

Baca Juga:Karhutla Landa Rasau Jaya, Tim Gabungan Berjibaku Padamkan Api di Lahan Gambut

Cuaca ekstrem ini dinilai berpotensi menimbulkan genangan air, banjir lokal, hingga tanah longsor, terutama di daerah rawan.

BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca yang berubah cepat dan ekstrem.

Meski demikian, dari sisi kualitas udara, Kalbar masih berada dalam kategori baik hingga sedang berdasarkan indeks rata-rata PM2.5 per 13 Juli 2025.

Namun, Sutikno mengingatkan bahwa situasi dapat berubah drastis jika kebakaran semakin meluas.

"Kualitas udara bisa berubah dengan cepat tergantung arah angin dan skala kebakaran. Maka dari itu, deteksi dini harus dibarengi dengan langkah pencegahan di lapangan," katanya.

Sebagai bentuk respons terhadap kondisi ini, BMKG mengeluarkan serangkaian imbauan kepada masyarakat:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini