SuaraKalbar.id - Asal usul Kubu Raya, kabupaten termuda di Kalimantan Barat. Sejarah Kubu Raya belum banyak diketahui orang.
Kubu Raya merupakan salah satu kabupaten yang ada di Kalbar. Ibu kota Kubu Raya di Sungai Raya.
Kabupaten Kubu Raya memiliki luas daerah sebesar 6.985,24 km2 dan berpenduduk sebanyak jiwa 609.392 jiwa.
Daerah ini merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Mempawah. Pemekaran ini didasarkan pada UU Nomor 35 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007. Oleh karena itu, Kabupaten Kubu Raya termasuk dalam kabupaten yang cukup muda.
Baca Juga:Sejarah Kesultanan Pontianak: 8 Sultan, Peninggalan dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan
Berdirinya Kabupaten Kubu Raya tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Kerajaan Kubu yang memiliki kedekatan dengan Kesultanan Pontianak.
Tampuk kekuasaan Kerajaan Kubu pertama kali dipegang oleh Syarif Idrus Al-Idrus. Ia merupakan seorang menantu dari Tuan Besar Mampawah dan masih memiliki hubungan ipar dengan Kesultanan Pontianak, Syarif Al-Qadrie.
Keluarga Syarief Al-Idrus memang dikenal sebagai keluarga kaya dan cukup terpandang karena usaha dagangnya yang memang pesat. Ia pun awalnya mendirikan sebuah perkampungan kecil di dekat muara Sungai Terentak.
Keluarga ini pun berhasil membangun hubungan baik dengan Inggris di bawah kekuasaan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles.
Namun, kolonial Belanda tidak suka atas hubungan tersebut karena menurut perjanjian bangsa-bangsa, seharusnya Kalimantan dipegang oleh Belanda. Akibatnya, beberapa keluarga pun ada yang pindah ke Serawak yang merupakan daerah kekuasaan Inggris.
Baca Juga:Daerah di Kalimantan Ini Kekurangan Guru, Bisa Jadi Peluang!
Pada tahun 1911, terjadi perebutan jabatan antara Syarif Abbas Al-Idrus dan Syarif Zainal Al-Idrus. Selama delapan tahun, kursi pemimpin pun kosong karena tidak memiliki pengganti yang jelas, sehingga hanya dipimpin oleh pelaksana sementara.
Akhirnya, Syarif Shalih pun mendapat kehormatan untuk menjadi raja. Saat kedatangan Jepang di Kalimantan Barat, Jepang memberikan tahta raja kepada Syarif Hasan dan baru disahkan pada tahun 1949 saat pemerintahan Indonesia terbentuk. Kerajaan Kubu pada tahun 1958 telah dihapus oleh Pemerintahan Republik Indonesia dan menghilang.
Uniknya, Kabupaten Kubu Raya memiliki beberapa nama unik untuk daerahnya. Ada beberapa nama daerah unik Kubu Raya yang berkaitan dengan buah dan hal-hal mistis, seperti Sungai Durian, Parit Jepang, Parit Keramat, Sungai Asam dan masih banyak lagi lainnya.
Penamaan ini pun dilakukan tidak dengan cara sembarangan. Akan tetapi, memang ada beberapa hal yang melatarbelakanginya.
Misalnya, penamaan Sungai Durian. Konon, dahulu daerah tersebut menjadi penghasil komoditas terbesar se-Kalimantan. Oleh karena itu, disebut sebagai Sungai Durian. Sayangnya, perkembangan industri yang begitu pesat menjadikan tempat ini sudah tidak seperti dahulu. Pohon durian sudah sangat jarang ditemui.
Kemudian, ada nama daerah Parit Jepang. Konon, pada masa penjajahan Jepang, tempat tersebut dijadikan tempat pembuangan mayat atau anggota tubuh korban penjajahan Jepang. Bahkan, ada orang yang memancing di sana, sering kali kailnya tersangkut tengkorak manusia.
Selanjutnya, suatu tempat disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Parit Keramat. Penamaan ini disebabkan oleh penemuan dua anggota tubuh manusia berukuran raksasa di parit tersebut. Konon, bagian tersebut tersebar di beberapa titik temuan dan saat ini, dikuburkan di Pasar Keramat Indah, Desa Kuala Dua dan di Gang Keramat.
Di tempat ini juga ada kepercayaan bahwa seseorang yang mandi atau minum di Sungai Kapuas, pasti akan kembali lagi ke Kalimantan Barat.
Menurut beberapa sumber, hal ini sering kali dibuktikan oleh para pelancong. Ada banyak pelancong yang kembali lagi ke Kalimantan Barat setelah minum atau mandi menggunakan air Sungai Kapuas.
Itulah asal usul Kubu Raya, salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat.
Kontributor : Sekar Jati