SuaraKalbar.id - Rangkong Gading Maskot Kalimantan Barat. Rangkong Gading dikenal juga dengan nama Enggang Gading, orang-orang Kalimantan lebih senang menyebutnya dengan nama Enggang, karena Rangkong sendiri dalam bahasa setempat memiliki makna yang sedikit vulgar.
Burung ini ditemukan di semenanjung Malaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Dirangkum dari rangkong.org, Rangkong Gading dijadikan sebagai maskot Kalimantan Barat sejak 1990 melalui SK Menteri Dalam Negeri Nomor 48/1989.
Diperkuat pula dengan Keputusan Gubernur KDH kalbar Nomor 257/1990 tanggal 6 Juli 19990 tentang penetapan identitas flora dan fauna daerah Kalimantan Barat.
Baca Juga:Tuma Alat Musik Khas Kalimantan Barat, Sejarah Hingga Cara Pembuatannya
Rangkong Gading (Rhinoplaz Vigil). Merupakan salah satu spesies yang mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang besar, beratnya mencapai 2.610- 3.060 gram dengan total panjang tubuh berkisar antara 150-180 centimeter, rentang sayapnya 44-49 cm dan panjang ekor bagian tengah 30-50 cm ditambah suaranya yang dapat menggema diseluruh hutan. Bulu mata Rangkong cukup lentik.
Nilai nilai Rangkong Gading, Maskot Kalbar
Menurut kehidupan suku Dayak, Rangkong Gading memiliki beberapa nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai teladan dalam berkehidupan.
Beberapa filosofi yang dijabarkan oleh Budi Suriyansyah yang merupakan salah seorang penggagas maskot Kalimantan Barat:
Pertama, mencerminkan sifat keluhuran dan berjiwa kepemimpinan, karena Rangkong Gading hanya hinggap di tempat tinggi seperti pohon tertinggi yang ada di ujung bukit.
Baca Juga:Masjid Jami Sambas, Masjid Tertua di Kalimantan Barat
Selain itu, setiap pada satu pasangan yang melambangkan sifat loyal dan bertanggung jawab. Suara Rangkong Gading yang melengking keras melambangkan ketegasan, keberanian, dan berbudi luhur.
Bentang sayapnya yang lebar menggambarkan sifat menaungi, memiliki kekuasaan dan kekuatan.
Ekornya yang menjutai panjang, melambangkan kemakmuran.
Rangkong Gading tak mencari makanannya di tanah, melambangkan kesucian dan tidak serakah.
Meskipun Rangkong Gading dijadikan sebagai maskot Kalimantan Barat, namun banyak masyarakat yang tidak mengenali satwa satu ini.
Banyak orang yang salah mengartikan Rangkong atau Enggang Gading dengan Enggang Cula karena bentuk balungnya yang lebih lentik dan menarik.
Selain itu Enggang Cula juga kerap digunakan sebagai pelengkap dekoratif dalama pakaian adat dan ritual adat dan bandingkan dengan Enggang atau Rangkong Gading.
Selain itu kehidupan maskot Kalimantan Barat ini saat ini terancam punah. Banyak sekali pihak-pihak yang menjadikan Rangkong Gading sebagai target buruan untuk keperluan pasar gelap global.
Penelitian yang dilakukan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat berdasarkan data di mongobay.co.id sebagian besar responden menyatakan pernah berburu Rangkong, atau sebanyak 52%. Kalau jenis yang diburu, sebanyak 80% enggang atau Rangkong Gading, Enggang Cula 15%, Julang Emas 1 persen, Enggang Klihingan 1 persen, Kengkareng Hitam 3 persen.
Selain menjadi target buruan yang tinggi, minimnya konservasi, serta hilangnya hutang sebagai rumah Rangkong Gading sudah dapat dipastikan hilangnya masa depan kehidupan Rangkong Gading, jika tidak ada penangan dan pencegahan yang serius atas kehidupan satwa satu ini.
Kontributor : Kiki Oktaliani