SuaraKalbar.id - Konflik yang terjadi di Afghanistan menjadi perhatian dunia. Bersamaan dengan itu, publik diingatkan dengan momen Presiden Jokowi kunjungan ke Afghanistan di tengah serangan Taliban.
Pada Minggu (15/8/2021), milisi Taliban masif mengencarkan perlawanan hingga berhasil menguasai ibu kota Kabul dan Istana Kepresidenan Afghanistan.
Di saat kondisi genting tersebut, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani angkat kaki dari negaranya dan dikabarkan bertolak ke Tajikistan dengan dalih menghindari pertumpahan darah.
Situasi yang memanas ini mengingatkan kembali dengan perjuangan pemerintah untuk mengupayakan perdamaian antara Afghanistan dan Taliban yang kontra sejak puluhan tahun.
Baca Juga:Biden Tegaskan Keputusannya, Evakuasi di Bandara Kabul Berlanjut
Sekretaris Kabinet Pramono Anung membagikan kisah ketika Presiden Jokowi kunjungan ke Afghanistan pada 2018.
Presiden Jokowi mengunjungi Kabul dan bertemu dengan Ashraf Ghani tak lama setelah ledakan bom mobil yang menewaskan ratusan orang.

Kala itu, Pramono Anung turut mendampingi Jokowi bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Menurut Pramono, situasi di Afghanistan saat itu begitu mencekam.
Itu menjadi kunjungan resmi yang paling berkesan sekaligus menegangkan baginya karena terjadi di tengah situasi tak kondusif.
"Selama mendampingi Presiden @jokowi melakukan kunjungan kenegaraan, salah satu yg berkesan dan mendebarkan adalah berkunjung ke Afganistan pada tgl 29 Januari 2018 karena sebelumnya terjadi serangkaian ledakan dan serangan di Ibukota Kabul," ungkap Pramono melalui unggahan di Instagram, Senin (17/8/2021).
Baca Juga:Mampu dan Mudah Kuasai Afghanistan, Taliban Mengaku Terkejut
Pramono mengisahkan sejatinya badan intelijen dan pihak-pihak tertentu sempat menyarankan Presiden Jokowi membatalkan kunjungan tersebut, namun ditolak oleh orang nomor satu RI.
- 1
- 2