SuaraKalbar.id - Bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah yang ada di Provinsi Kalimantan Barat mulai surut. Tercatat ada tiga kabupaten yang kondisi airnya sudah surut, yakni Kabupaten Melawi, Sekadau dan Sintang.
Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mencatat, warga yang sebelumnya sempat mengungsi hingga lebih dari dua minggu tersebut juga sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Banjir di Melawi, Sekadau dan Sintang sudah berangsur surut, beberapa pengungsi sudah pulang ke rumah," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, melalui siaran persnya seperti diterima Antara di Putussibau pada Jumat (19/11/2021).
Abdul Muhari mengemukakan, untuk ketinggian banjir di Melawi sudah turun hingga satu meter pada Kamis (18/11/2021), merujuk pada laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi.
Baca Juga:Banjir Sintang Disebut Karena Kerusakan DAS Puluhan Tahun, PD: Pernyataan Jokowi Keliru
Sedangkan data terakhir warga yang mengungsi saat itu berjumlah 773 jiwa. Pun pemerintah daerah bersama dengan TNI dan Polri memberikan pengobatan gratis, seperti yang terjadi di Kecamatan Pinoh wilayah Melawi.
"Di Kabupaten Melawi tercatat 28.278 kepala keluarga atau 108.455 jiwa terdampak dan empat warga meninggal dunia, sedangkan kerugian material mencakup rumah terdampak 27.621 unit dan fasilitas umum 104 unit," jelas Abdul Muhari.
Lokasi terdampak banjir di kabupaten itu yaitu Kecamatan Menukung, Tanah Pinoh, Tanah Pinoh Barat, Nanga Pinoh, Sayan, Pinoh Selatan, Pinoh Utara, Ella Hilir, Belimbing, Belimbing Hulu dan Sokan.
Sementara di Kabupaten Sintang, banjir yang melanda sejak Kamis (21/10/2021) berdampak pada 12 kecamatan. BPBD Kabupaten Sintang pada Kamis (18/11/2021), merilis tinggi muka air berangsur surut hingga 50 centimeter. Sedangkan,
Sedangkan, dampak terakhir yang tercatat oleh BPBD Kabupaten Sintang yaitu populasi terdampak 33.818 kepala keluarga atau 112.962 jiwa, warga mengungsi 7.545 kepala keluarga atau 25.884 jiwa.
Baca Juga:Penanganan Bencana Banjir Jangka Pendek di Sintang
"Mereka yang mengungsi berada di 32 pos pengungsian. Korban meninggal dunia sebanyak empat orang selama banjir," kata Abdul Muhari.
Selain itu, BPBD setempat juga terus mendata kerugian material di lapangan. Dari data sementara, ada 35.807 unit rumah terdampak, 15 unit jembatan rusak berat, 1 unit jembatan rusak sedang dan gardu padam 61 unit.
Kemudian di Kabupaten Sintang tercatat, 12 kecamatan terdampak di Kabupaten Sintang yaitu Kecamatan Sintang, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Tempunak, Kelam Permai, Sei Tebelian, Ketungau Hilir, Sepauk, Dedai, Serawai dan Ambalau. Menurut identifikasi BPBD kabupaten, masih ada desa yang terisolir akibat banjir meluas ini.
Selanjutnya, banjir di Sekadau juga dilaporkan mulai surut. Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Sekadau menyebutkan genangan berangsur surut di beberapa wilayah.
"Sebagian warga yang sempat mengungsi kembali ke rumah masing-masing," kata dia.
Disampaikan Abdul Muhari, untuk pengungsian warga yang tercatat sebanyak 915 kepala keluarga atau 3.311 jiwa.
"Pusdalops BNPB masih menunggu data terkini jumlah warga yang masih mengungsi maupun titik-titik wilayah yang genangan banjirnya mulai surut," jelas Abdul Muhari.
Sedangkan Dampak banjir di wilayah Sekadau tercatat populasi terdampak berjumlah 5.518 kepala keluarga atau 19.601 jiwa dan warga meninggal dunia satu orang.
Terkait kerugian material BPBD masih terus melakukan pemutakhiran data infrastruktur terdampak, untuk data sementara tercatat jumlah rumah terdampak mencapai 5.518 unit.
Abdul Muhari mengatakan Pemerintah Kabupaten Sekadau masih menetapkan status tanggap darurat di wilayahnya hingga 30 November 2021.
"Kondisi itu dapat diperpanjang apabila kondisi semakin memburuk. Selama masa tanggap darurat ini, pemerintah daerah melayani warga terdampak, khususnya mereka yang masih mengungsi," ucap Abdul Muhari.
Kecamatan terdampak dengan sejumlah desa ini, antara lain Kecamatan Sekadau Hilir, Belitang, Belitang Hilir dan Sekadau Hulu.
"BNPB terus memberikan dukungan, seperti bantuan sumber daya berupa personel, logistik mau pun dana siap pakai. Hingga kini, personel BNPB masih berada di wilayah terdampak bersama dengan BPBD di tiga kabupaten wilayah Kalbar," kata Abdul Muhari. (Antara)