Tiga Tokoh NU Desak Wapres Maruf Amin dan Jusuf Kalla Pertegas Kepastian Muktamar NU

Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mendesak agar Wapres RI, Maruf Amin dan Jusuf Kalla memberi ketegasan soal Muktamar NU ke-34.

Riki Chandra
Jum'at, 03 Desember 2021 | 18:15 WIB
Tiga Tokoh NU Desak Wapres Maruf Amin dan Jusuf Kalla Pertegas Kepastian Muktamar NU
Tiga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mengeluarkan pernyataan menyikapi polemik Muktamar yang dibacakan di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (3/12/2021). [Dok.Antara]

SuaraKalbar.id - Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mendesak agar Wapres RI, Maruf Amin dan Jusuf Kalla memberi ketegasan soal Muktamar NU ke-34.

Permintaan itu disampaikan Ketua Konvensi Capres NU 2024 Mabroer MS, tokoh NU Sulawesi Selatan, KH Muh Ruslan Wahab dan KH Amirullah Amri.

Mereka menilai, pelaksanaan Muktamar NU terus molor dengan alasan pandemi Covid-19, hingga akhirnya kembali disepakati akan digelar di Lampung pada Oktober 2021 lalu. Namun, hal ini lagi-lagi tidak kunjung terealisasi hingga Desember saat ini.

Maka dari itu, untuk menemui kejelasan terhadap pelaksanaan Muktamar NU ke 34 itu, warga NU mengeluarkan pernyataan menyikapi polemik Muktamar yang dibacakan di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat.

Baca Juga:Anies Digadang-gadang Maju Pilpres 2024, JK: Kita Lihat Saja Perkembangannya Seperti Apa

Pernyataan ini secara khusus mengharapkan kesediaan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, KH Ma'ruf Amin, KH Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya bersama para habaib serta ulama lain yang berada dalam jajaran Musytasar PBNU untuk segera menggelar forum musyawarah terkait kepastian pelaksanaan Muktamar NU.

"Muktamar NU harus segera digelar namun memang tentu dalam kondisi yang kondusif bagi semua pihak, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama," ungkap Mabroer Ms, Jumat (3/12/2021).

Jajaran Masytasar, kata Mabroer, pada tingkat PBNU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari struktur kepengurusan di Nahdlatul Ulama.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya jajaran Musyatasar juga berkenan melibatkan diri secara aktif dalam situasi-situasi tertentu yang memerlukan kehadiran para masyayekh tersebut, antara lain berupa Taushiyah maupun Taujihat.

Selanjutnya, semua catatan sekaligus kesimpulan dari pertemuan jajaran Musyatasar PBNU bisa dijadikan landasan moral bagi PBNU, khususnya jajaran Syuriah, jajaran Tanfidz PBNU dalam mengambil keputusan lanjutan terkait pelaksanaan Muktamar NU.

Baca Juga:JK Minta Maaf Sebut Nahdlatul Ulama Seperti Waralaba

"Baik menyangkut jadwal sampai model atau format pelaksanaan hajat akbar tersebut," tambah Mabroer.

Adapun beberapa pernyataan warga Nahdliyyin dalam menyikapi dinamika dan tarik ulur internal NU terkait jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke 34 di Lampung, yaitu

1. Adanya penguatan eksistensi Dewan Musyatasar PBNU periode 2015-2020 yang selama ini lebih banyak pasif dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang cukup terhormat di lingkungan warga Nahdlatul Ulama.

2. Agar jajaran Musyatasar PBNU segera menggelar rapat tertutup untuk menyikapi dinamika dan polarisasi kepengurusan akibat terjadinya tarik ulur jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke 34.

3. Agar polemik jadwal pelaksanaan Muktamar NU bisa diakhiri, seyogjayanya dalam rapat tertutup tersebut juga mengundang para pihak, khususnya Rais Syuriah, Katib Syuriah dan Ketua Umum, Sekretaris Jendral PBNU untuk mendapatkan informasi yang valid dan berimbang terkait pelaksanaan Muktamar NU ke 34 di Lampung.

4. Secara khusus, mengharapkan kesediaan bapak Jusuf Kalla, KH Ma'ruf Amin, KH Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya bersama para habaib serta ulama lain yang berada dalam jajaran Musyatasar PBNU untuk segera menggelar forum musyawarah terkait kepastian pelaksanaan Muktamar NU yang kondusif bagi semua pihak, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini