Saat itu Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat agresi militer ke-2. Akhirnya, Presiden RI Soekarno memutuskan ibu kota pindah.
Presiden Soekarno memutuskan Bukittinggi sebagai dengan Ibu Kota Indonesia di masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
3. Bireuen, Aceh

Aceh ternyata pernah dipilih sebagai Ibu Kota Indonesia pada 1948. Namun, Bireuen hanya seumur jagung menjadi ibu kota, yakni cuma sepekan.
Baca Juga:Kritik Penamaan Ibu Kota Negara Baru, Natalius Pigai: Nusantara Itu Pagar Pemisah
Selama sepekan, sejak 18 Juni 1948, seluruh aktivitas dan kegiatan pemerintahan tetap dijalankan dan dipusatkan di jantung kota.
4. Jakarta
![Tugu Monas di Jakarta. [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/08/04/o_1apa39eu71642bibmlk1qt1h3ga.jpg)
Selanjutnya, roda pemerintahan RI pun kembali normal hingga datangnya serbuan pasukan Belanda pada Agresi Militer II 19 Desember 1948, dimana seluruh pemimpin Republik ditangkap Belanda dan diasingkan ke berbagai tempat.
Ibu kota RI baru kembali ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949 dan kemudian ke Jakarta pada 17 Agustus 1950 setelah Republik Indonesia Serikat (RIS) membubarkan diri dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).