SuaraKalbar.id - Seorang ibu rumah tangga di Kota Pontianak, Muryati mengaku, dirinya cukup kesulitan memperoleh stok minyak goreng satu harga, yakni Rp 14 ribu.
Bahkan Ia mengaku sudah berkeliling di tiga ritel modern terdekat yang ada di Kota Pontianak, namun tidak mendapatkan minyak goreng tersebut.
"Gara-gara reaksi emak-emak borong minyak, habis barang tuh tidak ada sisa sama sekali, padahal pemerintah resmi sudah bilang akan menurunkan harga minyak, nah artinya kan minyak akan turun seterusnya bukan cuman sekedar satu atau dua hari seperti barang promo. Pusing saya," keluhnya.
Muryati berharap, masyarakat tidak panik dalam melakukan pembelian sehingga stok tersebut mencukupi untuk masyarakat lain yang memang benar-benar membutuhkan.
Baca Juga:KPPU Sebut Pelaku Usaha Sengaja Menaikkan Harga Minyak Goreng
Sedangkan Ika, salah satu karyawan ritel modern mengakui jika pada saat hari pertama dan kedua satu harga diberlakukan antusias masyarakat dalam membeli minyak goreng cukup tinggi.
"Heboh bang, ibu-ibu ni kan bawak anak 1 nah anak nya pun disuruh ikut ngantri dan ada yang sampai bawa suami dan adeknya untuk ngantri supaya dapat banyak stok minyak goreng buat di rumah," tuturnya.
Ika juga menjelaskan jika 1 orang hanya dibolehkan membeli maximal 2 liter minyak goreng saja, untuk sebelumnya harga minyak goreng tersebut mencapai Rp 40 ribuan ke atas untuk 2 liternya.
"Kapan stoknya datang, tergantung pengiriman barang serta barang-barang lainnya, pengiriman biasanya 2 hari sekali dan kadang setiap hari , tergantung stok jualan yang ada, dan kita tidak tau apakah pada saat barang datang ada minyak gorengnya atau tidak itu kita tidak tau," jelasnya.
Terkait situasi itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadisperindag) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Syarif Kamaruzaman mengatakan, langkanya minyak goreng tersebut disebabkan oleh aksi borong yang dilakukan masyarakat pada sejumlah ritel yang menjual minyak dengan satu harga.
Baca Juga:Pasar Murah Minyak Goreng di Kota Malang Diserbu Ibu-Ibu
Dirinya menyebut, jika aksi borong masyarakat di Kalbar membuat sejumlah minyak yang harganya Rp. 14 ribu tersebut menjadi langka.
Padahal, pemberlakuan minyak goreng satu harga tersebut nantinya akan berkepanjangan dan akan menyebar ke pusat perbelanjaan modern hingga ke pasar-pasar tradisional.
"Distribusi kita nanti akan kordinasi dengan ritel oleh PT. Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) yang ritel pedagang modern, jadi kan mereka kan terpusat di jakarta, jadi tinggal tunggu distribusi saja, nantinya stok pasti akan terus berjalan, kekosongan ini dikarenakan oleh aksi borong sejumlah masyarakat, kita sampaikan kepada masyarakat jangan panik dan ini akan terus berlanjut tinggal menunggu titik distribusi saja," paparnya.
Dirinya menyebut, jika kuota untuk seluruh Indonesia yakni dengan 1,2 milyar liter minyak goreng, dan untuk di setiap daerah belum dipastikan akan mendapat stok berapa liter karena hal tersebut merupakan wewenang pemerintah pusat.
"Kuota untuk kalbar sendiri kita belum tau berapa yang jelas sudah dikelola oleh pemerintah pusat dan membuat kebijakan dengan 1,2 milyar liter untuk seluruh indonesia," katanya.
Syarif Kamaruzaman menjelaskan, sementara untuk pasar-pasar tradisional akan diberikan waktu 1 minggu untuk melakukan penyesuaian.
"Pasar tradisional dikasi waktu satu minggu untuk penyesuaian karena mereka sudah beli sebelumnya dengan harga diatas Rp. 14 ribu , nah ini kan tentu akan ditekan melalui 3 produsen sehinga menjual ke pasar nanti kan Rp. 14 ribu saja, janji pak mentri pada saat meeting zoom akan diselesaikan dalam kurun waktu satu minggu," terangnya.
Kontributor: Rabiansyah