SuaraKalbar.id - Bursa calon presiden, pun duet calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) terus bergulir seiring mendekati waktu kontestasi politik yang bakal digelar tahun 2024 mendatang. Menariknya di antara dukungan yang kini bermunculan, ada yang mendeklarasikan memilih opsi pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar
Dukungan tersebut disampaikan sekelompok orang yang menamakan diri Barisan Prabowo-Muhaimin di Monumen Perjuangan Rakyat, Bandung, Jawa Barat. Kedua tokoh tersebut merepresentasikan tokoh elite partai politik dari golongan nasionalis dan Islam, yakni Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Menanggapi adanya dukungan tersebut, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid menilai, jika banyak pihak yang memandang jika duet Prabowo-Muhaimin sebagai kombinasi pasangan capres dan cawapres yang ideal.
Walau muncul dukungan tersebut, ia mengemukakan tetap akan mendukung Muhaimin Iskandar untuk maju menjadi capres. Meski begitu, ia menyadari partainya tidak bisa memajukan figurnya sendiri tanpa adanya koalisi.
Baca Juga:Terbuka soal Usulan Berduet dengan Prabowo, Tapi PKB Tetap Ngotot Dorong Cak Imin Capres 2024
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," kata Jazilul seperti dikutip dari Suara.com pada Selasa (1/2/2022).
Jazilul kemudian menjelaskan mengenai persyaratan awal untuk mencalonkan presiden, yakni harus memenuhi syarat presidential threshold minimal 20 persen.
Jika menilik aturan tersebut, ia beranggapan duet Prabowo-Muhaimin bisa memenuhinya karena jika kedua partai bergabung jumlahnya sudah berada di atas ambang minimal, yakni 22 persen lebih. Untuk diketahui pada Pemilu 2019, Partai Gerindra memperoleh 17.594.839 suara atau 12,57 persen, sedangkan PKB 13.570.097 suara atau 9,69 persen.
"Itu sudah lebih dari cukup untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres," ujar Jazilul.
Selain presidnetial threshold, ia mengungkapkan, koalisi Gerindra dengan PKB cukup ideal karena basis partainya yang berbeda, yakni antara nasionalis dan religus.
Baca Juga:Anies Ungguli Ganjar di Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Ada Nama Jokowi juga
Pun duet figur tersebut memiliki berlatar belakang militer-sipil dan dari kalangan tua-muda. Lantaran itu, Jazilul mengemukakan, keduanya akan lebih mudah untuk melakukan konsolidasi.
"Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplit lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1. Tapi saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga," kata Jazilul.
Lebih lanjut mengenai usulan Prabowo-Muhaimin, Jazilul mengemukakan, belum ditanggapi lebih jauh lagi oleh masing-masing partai, karena masih sebatas usulan yang berupa aspirasi.
"Ya nggak ada salahnya kalau pasangan ini dimunculkan lebih dulu untuk jalan karena cukup koalisinya," ujar Jazilul.