SuaraKalbar.id - Kayong Utara mengalami krisis air bersih berkepanjangan. Sampai kini, keran air bersih yang dialirkan oleh pemerintah daerah setempat nyatanya belum ada alias masih kering kerontang.
Padahal wilayah tersebut sudah diguyur hujan beberapa hari terakhir. Kondisi itu tentu membuat warga resah. Merasa da beban penderitaan baru yang dirasakan setelah harga minyak goreng dan sembako melambung.
"Sudah 1 bulan air tidak mengalir. Padahal ini sudah ada hujan," kata Dini, salah satuwarga Sukadana, melansir dari insidepontianak.com--Jaringan Suara.com, Minggu (10/4/2022).
Untuk bisa mendapatkan pasokan air bersih, dia mengaku harus membeli. Harganya bahkan mahal. Untuk 2000 liter air bersih dibanderol Rp 130 ribu.
Merasa tak ada pilihan lain, dia pun tetap membelinya. Karena menurutnya tak ada solusi yang diberikan pemerintah sejauh ini.
"Kemarin saya beli air Rp 130 ribu," ujarnya.
Wanita yang hanya ibu rumah tangga (IRT) itu melanjutkan, 2000 liter air bersih yabg dia beli hanya cukup untuk 3 sampai 5 hari pemakaian.
Karena menurut ibu 2 anak itu kebutuhan rumah tangganya cukup banyak. Dan hampir semuanya membutuhkan air.
"Kalau setiap minggu beli air, tidak mampu juga rasanya. Kita di sini juga tidak ada sumber air lain, sumur juga tidak ada," tuturnya.
Baca Juga:Nanang Cerita, Jalan Provinsi di Kayong Utara yang Rusak Parah Sering Makan Korban
Dia berharap, pemerintah daerah segera mencari solusi untuk mengatasi permasalah krisis air bersih di Kayong Utara. Solusi yang diharapkan katanya harus berjangka panjang.
"Suoaya jika terjadi kemarau, persoalan air bersih tak terjadi lagi," pungkasnya.