SuaraKalbar.id - Penggunaan teknologi tidak melulu berdampak negatif pada anak, jika dilakukan secara tepat justru dapat menjadi sarana meningkatkan kemampuan anak bersosialisasi.
Hal itu diungkapkan oleh Psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia (UI) Anna Surti Ariani dalam workshop secara virtual, Selasa (28/6 /2022).
"Pemanfaatan teknologi secara tepat justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan keterampilan lainnya," ujar Anna.
Ia mencontohkan, dengan bantuan orang tua sesama anak bisa memanfaatkan gawai untuk saling berbagi.
Baca Juga:Kemenkes: Bulan Imunisasi Anak Nasional untuk Pulau Jawa dan Bali Dimulai Agustus 2022
"Mengirim camilan ke teman sebaya atau melakukan workshop kerajinan tangan secara virtual," katanya.
Menurutnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan penggunaan gawai dengan pembatasan berdasarkan usia anak.
Anak usia dua hingga enam tahun, penggunaan gawai perlu dibatasi satu jam sehari dan harus didampingi orang tua.
"Ikuti juga aturan 20:20:20, yaitu 20 menit melihat layar gawai, lalu istirahatkan mata anak dengan menjauhkan gawai sekitar 20 kaki selama 20 detik," ujar dia.
Meski demikian, menurut Anna, untuk mendorong keberanian anak bersosialisasi, interaksi tatap muka juga penting dilakukan sejak usia dini, terutama untuk usia di bawah tujuh tahun.
Baca Juga:Heboh Video Mesum Remaja, Polisi Bekuk 2 Pemeran Utama, Salah Satunya di Bawah Umur
"Di tengah pandemi, sangat penting untuk selalu mengingatkan anak mematuhi protokol kesehatan saat bermain, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan hingga menjaga jarak," ujar Anna.
Untuk mengasah kemampuan anak bersosialisasi, menurut Anna, para orang tua perlu memperhatikan interaksi antaranggota keluarga serta mengatur kegiatan khusus yang bisa menstimulasi anak melakukan interaksi dengan orang lain, seperti mengajak anak bercerita mengenai kesehariannya.
"Upayakan juga menciptakan suasana tenteram antara anggota keluarga karena anak akan meniru apa yang ia lihat secara langsung," ujarnya.