Ritual Sembahyang Rampas di Kalbar, Ini Penampakan Sesajian untuk Antar Arwah

Sembahyang Rampas atau Chiong Si Ku dipusatkan di Kelenteng Yayasan Tri Dharma.

Denada S Putri
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 19:46 WIB
Ritual Sembahyang Rampas di Kalbar, Ini Penampakan Sesajian untuk Antar Arwah
Penampakan sesajian yang terdiri atas makanan dan buah-buahan. [SuaraKalbar.co.id]

SuaraKalbar.id - Sembahyang Rampas adalah puncak dari ritual sembahyang kubur yang digelar masyarakat Tionghoa setiap tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek 2573, atau jatuh pada hari ini, Jumat (12/8/2022).

Di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Sembahyang Rampas atau Chiong Si Ku dipusatkan di Kelenteng Yayasan Tri Dharma yang berada Jalan Gusti M Taufik, sekitar pukul 18.00 WIB.

Ketua Yayasan Tri Dharma Mempawah, Lim Hang Kim atau disapa pak Amak membenarkan sembahyang rampas merupakan puncak dari ritual sembahyang kubur yang dilaksanakan tiap tahun oleh masyarakat Tionghoa secara turun temurun.

“Bahkan sejak 400 tahun lalu, masyarakat Tionghoa Mempawah sudah menggelar sembahyang rampas sebagai sarana ritual untuk memanggil dan mengantar arwah kembali ke nirwana,” katanya, melansir dari SuaraKalbar.co.id--Jaringan Suara.com, di hari yang sama.

Baca Juga:Presiden Jokowi akan Diberi Hadiah Mutiara Melo Oranye Senilai Rp 4,8 Miliar Jika Bertemu Nelayan Mempawah Ini

Untuk tahun ini, tambahnya, prosesi Sembahyang Rampas di Kelenteng Tri Dharma Mempawah akan diketuai oleh Cung Li yang bernama Lim Jau Heng atau Aheng.

Untuk diketahui, Sembahyang Rampas ini sesungguhnya dilaksanakan semua masyarakat Tionghoa di Kalbar. Termasuk di Mempawah.

“Dan tadi pagi, di Klenteng Tri Dharma ini, para arwah telah dipanggil dengan ritual khusus oleh seorang singsang yang bernama Pak Anyam,” kata Amak lagi.

Sebelum Sembahyang Rampas digelar, masyarakat Tionghoa memberikan sumbangan uang secara sukarela untuk dibelikan makanan, buah-buah, minuman dan untuk membangun wangkang yang nantinya akan dibakar.

Wangkang adalah replika kapal laut dan pesawat terbang yang dibuat dari kertas dan kayu dan nantinya dibakar sebagai simbol mengantar arwah.

Baca Juga:Erick Thohir Berharap Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Prosesi mengantar arwah ini dilakukan sekitar pukul 18.00 WIB sore ini. Diawali sembahyang rampas, baru dilakukan pembakaran wangkang. Dengan demikian, arwah akan pulang dengan tenang ke nirwana,” ujarnya.

Menariknya, dalam sembahyang rampas, seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang agama maupun suku, boleh ikut serta.

Nah, setelah singsang gelar sembahyang mengantar arwah, akan ada aba-aba khusus sehingga masyarakat boleh merebut semua makanan yang tersedia di halaman Klenteng Tri Dharma Mempawah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini