Kenaikan BBM Belum Dimulai Harga Solar Sudah Melambung Tinggi, Nelayan di Kabupaten Kayong Utara Makin Terjepit

Dari pangkalan ke nelayan dengan harga begitu tinggi bagaimana kedepanya nasib kami selaku nelayan kecil, pemerintah belum resmi menaikan harga BBM, harga sudah naik

Bella
Rabu, 31 Agustus 2022 | 08:20 WIB
Kenaikan BBM Belum Dimulai Harga Solar Sudah Melambung Tinggi, Nelayan di Kabupaten Kayong Utara Makin Terjepit
Ilustrasi nelayan dan hasil laut Indonesia. (Dok : Istimewa)

SuaraKalbar.id - Para nelayan di Desa Alur Bandung Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat mulai dibuat resah dengan wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pemerintah Pusat.

Keresahan para nelayan tersebut diakibatkan dari harga solar yang harganya lumayan tinggi hingga sulitnya mendapatkan solar bersubsidi.

Suryadi, salah seorang warga di Dusun Nelayan RT 13 Desa Alur Bandung mengaku kesulitan mendapatkan solar bersubsidi untuk puluhan kapal perahu nelayan yang ia bina.

“Belakangan ini semenjak ada isu kenaikan harga BBM oleh pemerintah, nelayan disini mulai sulit untuk mendapatkan BBM Khususnya jenis solar bersubsidi,” kata Suryadi, salah satu penampung ikan di dusun nelayan Rt 13 Desa Alur Bandung, Senin (29/8/2022).

Baca Juga:Anggaran BBM Subsidi Membengkak, Sri Mulyani: Pusing Tujuh Keliling

Suryadi mengaku hanya bisa mendapatkan BBM jenis solar sebanyak 200 hingga 400 liter saja untuk puluhan kapal binaannya tersebut.

“Kalau di hari biasanya kebutuhan BBM jenis solar untuk kapal perahu nelayan binaan saya saat ini bisa mencapai dua ratus liter per hari nya belum lagi pada saat musim ikan mungkin bisa lebih,”katanya.

Ia menjelaskan, masyarakat sekitar sangat menggantungkan hidupnya dari melaut. Sehingga, jika kapal perahu nelayan kesulitan mendapatkan BBM atau harganya tinggi, tentunya masyarakat nelayan kecil menjadi terbebani.

“Kalau untuk BBM jenis solar biasanya saya beli di SPBU yang ada di teluk batang, kadang kebutuhan saya masih kurang kita coba cari dari pangkalan–pangkalan BBM yang ada di sini juga,” tuturnya.

Dirinya berharap ke depannya untuk kebutuhan BBM jenis solar bersubsidi untuk nelayan khususnya di dusun nelayan ini bisa terpenuhi.

Baca Juga:Tolak Kenaikan BBM dan Tarif Listrik, HMI Aksi Demo di Gedung DPRK Lhokseumawe

Keluhan terkait BBM juga dirasakan warga dusun nelayan lainnya, Jusmanto, dirinya mengaku untuk saat ini BBM jenis solar tidak begitu sulit lagi didapatkan, namun harganya mahal.

Bahkan Jusmanto, pernah beberapa hari tidak bisa menjaring ikan di laut disebabkan tidak memiliki BBM.

“Sebelumnya emang agak sulit kita mendapatkan BBMnya, setelah kemarin kita sama rekan nelayan yang lainnya mendatangi pihak SPBU yang ada di kecamatan teluk Batang, BBM jenis solar sudah tidak sulit lagi namun masalah harganya mencapai sebelas ribu rupiah per liternya,” papar Jusmanto melansir suarakalbar.co.id jejaring suara.com.

Menurutnya, BBM dengan harga belasan ribu itu terlalu mahal karena tidak akan sesuai dengan penghasilan ikan yang ia dapat dari hasil melaut.

“Satu liter harga minyak solar harganya sebelas ribu rupiah dari pangkalan ke nelayan dengan harga begitu tinggi bagaimana kedepanya nasib kami selaku nelayan kecil, pemerintah belum resmi menaikan harga BBM, harga sudah naik,” keluhnya.

Dirinya pun berharap pemerintah tak jadi merealisasikan rencana kenaikan harga BBM khususnya jenis solar bersubsidi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini